Wajah baru Rumah Kerang (Senayan) dan perebut intan permata (kursi kepresidenan)
Dalam Konteks kali ini kita
berbicara tentang politik, politik Indonesia, seperti yang kita lihat di berbagai media baik
elektronik maupun non-elektronik. Ehk ada
wajah baru di parlemen! Welcome to Senayan, mungkin ini kalimat yang sering di
sebut-sebut oleh berbagai media massa kepada para wajah-wajah baru parlemen
entah ini sindiran atau memang benar-benar ucapan selamat dan harapan. Dari berbagai
partai memperebutkan sebuah kursi, kursi yang mempunyai banyak kesempatan, wuuu
kesempatan apa itu?
Kita hanya bisa menebak, timbul
banyak pertanyaan di benak kita sebagai masyarakat, apakah wajah parlemen baru
ini pada lima tahun kedepan akan terbentuk satu wajah parlemen baru yang
bersih, segar, bermutu tinggi, dan tanpa tipu daya ? atau sebaliknya ? apakah tampilan wajah-wajah baru itu akan
menjamin DPR ke depan akan lebih baik ? bagaimana dengan kualitas mereka? Bagaimana
pula intregritas mereka ?
Ya, tentu kita sering mendengar
banyak pihak yang meragukan hal itu. Sebab tidak sedikit para legislator itu
berhasil melenggang ke Senayan karena faktor polesan konsultan bukan karena
orisinalitas kemampuan dan kualitas. Kebanyakan mereka mengandalkan kemahiran
konsultan untuk menjual nama mereka ke masyarakat pemilih, ya itu lah yang saya
sebut mengutamakan median voter dan menimbulkan banyaknya free rider yang
mengambil kesempatan besar ini untuk mendapat keuntungan super besar.
Yang menjadi persoalan
selanjutnya, kehadiran para wajah baru ini tidak segan-segan berasal dari kaum
tenar, tersohor , yaa bisa kita sebut artis. Dari pemain musik, komedian, dan
berbagai golongan yang mungkin tidak semua dari mereka menguasai perpolitikan
Indonesia. Apakah orang-orang Indonesia terbatas ? sehingga tidak ada
pemuda-pemudi berwawasan luas, kualitas dan intregritas baik yang pantas duduk
di rumah kerang alias Senayan. Welcome to senayan again for the new legislator.
I hope you can work well to our country. Dont do corruption !
Nah selanjutnya, capres cawapres
nih, berbagai macam pihak saling menjatuhkan partai lawan dan menagung-agungkan
partai pilihannya. Para calon-calon pun tak ingin kalah untuk berusaha
mendapatkan median voter terbanyak dengan cara berkoalisi salah satunya untuk
memperebutkan intan permata, intan permata yang bisa menjadi pertahanan besar
dalam membuat, memberikan dan memutuskan wewenang dan kebijakan, yah intan
permata ini bisa menjadi tempat berkuasa
, intan yang bisa menguasai beberapa komponen lokasi yang menjadi satu
kesatuan. Bisa kita ibaratkan sebagai sebuah laut , intan permata ini dapat
berkuasa atas daerah wilayah paus, wilayah ikan kecil, wilayah piranha, wilayah
para anemon anemon dan lain-lain.
Dalam pandangan berbeda, banyak Caleg,
capres dan cawapres berkualitas justru tidak terpilih, mereka umumnya pantang
berbuat curang, serta tidak ingin menggunakan konsultan. Saat melihat maraknya
kecurangan, hal yang dikhawatirkan justru muncul banyaknya anggota parlemen
melenggang ke kursi legislatif dari hasil kecurangannya. Namun tentu kita tidak
boleh kehilangan harapan. Apapun kondisinya, munculnya banyak wajah baru hasil
pemilu legislatif tetap patut disyukuri. Tugas kita untuk mengingatkan dan
mengarahkan mereka agar mampu memutus mata rantai setan dengan
politikus-politikus lama yang bermasalah. Jangan sampai muka-muka segar itu
terperangkap dalam lilitan gurita parlemen yang selama ini sibuk menutupi kesalahan-kesalahan
atau bopengnya sendiri.
I think, this is enough thank
you!!
Salam Ukhuwah Islamiyah dari saya
Ririn Nopiah