RSS

Jumat, 03 Juli 2015

WAFA "Gadis Cilik isnpirasi Muslimah"



Wafa adalah seorang gadis kecil berumur 7 tahun. Saat ini, dia bersekolah di Albany Rise Primary School, Melbourne, Australia. Seperti anak-anak seusianya, Wafa juga masih didominasi sifat kekanak-kanakan. Namun di balik itu semua, ada yang istimewa pada gadis kecil ini. Dia satu-satunya murid di sekolahnya yang mengenakan jilbab. Padahal Wafa bersekolah di public school, bukan di sekolah Islami.
Gadis kecil ini tak pernah mau melepas jilbabnya meski saat ini tidak tinggal di Indonesia. Tak ada paksaan dari orang tuanya untuk mengenakan jilbab. Meski berada di lingkungan asing, dengan resiko akan ‘diasingkan’ oleh teman-temannya, dia tetap tidak peduli dan kokoh dengan pendiriannya.
Suatu hari, Australia sedang dilanda heatwave. Waktu itu suhu bisa mencapai 40 derajat celcius. Karena kasihan, guru Wafa memintanya untuk membuka jilbab agar tidak terlalu kepanasan. Namun dengan tenang Wafa menjawab, “Its okay, Miss. I’m alright,” Sang guru pun sampai menyampaikan kekaguman atas kegigihan Wafa.
Di kesempatan lain, Wafa ditanya oleh beberapa temannya. “Why do you wear that thing on your head?” Dengan percaya diri sebagai seorang muslim, dia menjawab, “Because I’m muslim,” Sang teman rupanya masih penasaran dan bertanya lagi, “But what you’re wearing that for?” Kembali dengan kepercayaan diri yang tinggi, Wafa menjawab,”Well, because I’m muslim girl and all muslim girls are not allowed to show their hair to other people, besides their own family.” Bisa kita bayangkan betapa takjubnya teman-teman Wafa ketika mendengar jawaban ini.
Entah bagaimana caranya gadis kecil ini memiliki kepercayaan diri dan kebanggaan sebagai seorang muslim. Biasanya anak seusianya sangat takut dianggap berbeda dari teman-temannya. Akan tetapi tidak untuk Wafa. Dia sangat percaya diri dan bangga dengan identitasnya sebagai seorang muslim. Tempat yang asing bagi dirinya pun semakin menempanya untuk tetap bangga sebagai seorang muslim. Kegigihan Wafa ini rupanya juga diperhatikan oleh guru-gurunya. Dia pun terpilih sebagai student of the week di minggu pertama dia masuk ke sekolah tersebut.
Kisah tentang Wafa yang dikutip dari buku Character Building, karangan Yudha Kurniawan SP dan Ir Tri Puji Hindarsih tersebut sungguh menginspirasi kita bahwa identitas sebagai seorang muslim adalah suatu kebanggaan. Di negeri yang mayoritas non muslim, Wafa mampu menunjukkan kebanggan tersebut. Sungguh ironis jika di negeri yang mayoritas muslim ini, kita justru malu menunjukkan identitas diri kita sebagai seorang muslim. Wafa juga memberi pelajaran pada kita bahwa usia yang masih dini bukanlah halangan untuk menanamkan rasa bangga sebagai seorang muslim kepada anak. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Antara lain:
Pertama, kita bangkitkan kebanggaan menjadi muslim di dada mereka. Sejak awal, kita tumbuhkan kepercayaan diri yang kuat dan harga diri sebagai seorang muslim, sehingga mereka memiliki kebanggaan yang besar pada agamanya. Mereka berani menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim dengan penuh percaya diri. “Isyhadu bi anna muslimun. Saksikan bahwa aku adalah seorang muslim!”
Kedua, kita biasakan mereka untuk memperlihatkan identitas sebagai seorang muslim, baik yang bersifat fisik, mental, maupun cara berpikir. Inilah yang sekarang ini rasanya perlu kita gali lebih jauh dari khazanah Islam. Bukan untuk menemukan sesuatu yang baru, melainkan untuk menemukan apa yang sudah dilakukan generasi terdahulu yang berasal dari didikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketiga, kita bangkitkan pada diri mereka al wala’ wal bara’ sehingga memperkuat percaya diri mereka. Apabila mereka berjalan, ajarkanlah mereka untuk tidak menepi dan menyingkir karena grogi berpapasan dengan orang non muslim. Kita tidak bersikap arogan. Kita hanya menunjukkan percaya diri kita sehingga tidak menyingkir karena gemetar.
Semoga kita senantiasa istiqamah dan bangga dengan identitas sebagai seorang muslim. Seperti halnya Wafa dalam kisah di atas. Kebanggaannya sebagai seorang muslim bak sebuah mahkota yang bukan saja meningkatkan derajat di antara kerumunan orang lain, melainkan juga memancarkan cahaya yang membuat potensi dan kemampuannya semakin terlihat.

Sumber:dawaktuna.com

KISAH INSPIRASI DARI SANG CAISAR "YKS"





Alhamdulillah, habis nonton tayangan yang begitu menggugah hati.
"Satu jam lebih dekat bersama Caisar YKS, Hijrahnya sang raja joget".
Siapa dari kita yang tak mengenal Caisar? Sosok fenomenal dengan goyangannya yg begitu menghebohkan masyarakat Indonesia sekitar tahun 2013 silam.
Namun sekarang, tahun 2015 Caisar bukanlah Caisar yang dulu lagi. Beliau kini telah berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, insyaAllah.
Ada beberapa point atau fakta tentang hijrahnya beliau bersama sang istri yang begitu melekat dalam benak saya yang membuat saya terharu dan ingin menangis.

1. Istri Caisar, Mbak Indadari awalnya sempat ragu untuk menikah dengan Caisar, karena mbak Indadari pengen suaminya nanti adalah seorg ustadz, sdgkan yg kt tahu Caisar bukanlah seorang ustadz. Mbak Indadari jg ga cinta sama Caisar pd awalnya, dan keluarga Mbak Indadari pun tdk stju sama Caisar. Kemudian Mbak Indadari sempet curhat ke Umi Pipik dan minta saran ke beliau, Umi Pipik bilang," gapapa kalo Caisar bukan seorang ustadz. Bukankah mencintai seseorg itu layaknya sedang menanam? Bahwa kitalah yang menanam benihnya, menyiramnya, memupuknya, dan merawatnya. InsyaAllah dengan usaha kita, suatu saat nanti pasti kita akan menuai hasil yg baik." Dan akhirnya umi Pipik bisa meyakinkan Mbak Indadari. Lalu Mbak Indadari bilang gini ke Caisar, "jika kamu memang benar mencintai saya, maka tunjukkanlah bahwa kamu mencintai Rabb, pencipta saya. Biarkanlah Rabb saya yang mengubah hati saya untuk mencintai kamu." Dan masyaAllah stlh itu Caisar bersungguh2 mencintai Allah, dan akhirnya Mbak Indadari luluh hatinya dan mencintai Caisar.

2. Tentang hijrahnya Caisar. Awalnya Caisar masih dalam keadaan dimana ia masih warawiri stasiun TV dgn goyangannya. Namun, sang istri merasa tak tenang dgn sikap Caisar tsb. Akhirnya atas desakan sang istri, Caisar disuruh ikt kajian, dmn kajian itulah yg menjadi titik balik perubahan Caisar. Kajian dengan tema "Aku Ingin Berubah" oleh Ust. Syafiq Basalamah, yg begitu menggugah hati Caisar utk dapat berubah. Sebuah skenario Allah yg indah utk Caisar saat itu. Dan alhamdulillah sampai skrg Caisar msh tetap diberi keistiqomahan dalam menjalani hidupnya yg baru.

3. Tentang hijrahnya sang istri menggunakan cadar. Ceritanya saat itu Caisar dan sang istri pergi Umroh. Saat berada disana, sang istri mendapat godaan pria lain yg memuji kecantikan wajahnya. Semenjak kejadian itu, hati Mbak Indadari menjadi tdk tenang, dan ia begitu merasa bersalah kpd suaminya, sehingga akhirnya ia memutuskan utk bercadar. Awalnya Caisar melarangnya, krn takut dicap sebagai teroris. Namun akhirnya beliau meridhoi istrinya krn ini semua utk kebaikan dan untuk Allah semata.

4. Jawaban seorang istri terhadap nafkah suaminya. Sang presenter bertanya kpd Mbak Indadari, "saat dulu Caisar masih di stasiun TV, dan skrg yg sudah engga lagi (beralih ke berniaga), adakah perbedaan dari segi pendapatan?" Mbak Indadari menjawab, "perbedaan jelas ada, namun bagi saya banyak sedikit rezeki yg didapat itu ga masalah. Allah yg telah menjamin rezeki kita. Lebih baik rezeki sedikit tapi berkah, drpd banyak tp ga berkah. Karena sekarang ini, orientasi kami bukanlah dunia, melainkan untuk akhirat."

5. Perkataan Mbak Indadari kepada Caisar, yg sangat "jleb" dari seorg istri kpd suaminya.
"Aku ga akan minta rumah baru, mobil baru atau apalah sama kamu. Tapi, cuma satu yang aku minta sama kamu, tolong mulai dari skrg cicil rumah untukku di surga nanti. Karena kt di dunia ini cuma sebentar, kt pasti bakal mati nanti. Aku pengennya tetep bs kumpul di surga bareng2 sama kamu dan anak2 kt. Nah, krn itu kmu harus tau bgmn cara agar bs bgun rmh di surga! Caranya belajar agama, pelajari dari Al-Qur'an dan Hadits. Hidup itu adalah proses belajar. Makanya kita harus tetap belajar, belajar, dan belajar lagi."
MasyaAllah sungguh luar biasa kisah hijrah mereka. Apalah diri ini yang masih bagaikan butiran debu yg berterbangan tanpa arah. Sedih saat tau keimanan ini ntah berapa nilainya di matamu ya Allah. Semoga Allah meridhoi Caisar dan keluarganya utk tetap istiqomah di jalan yg benar.

Semoga kisah ini dapat menggugah hati bagi yg membacanya.
Aamiinn...
i [truncated by WhatsApp]
[29/6 14:43] Rudi Anggi:
Link YouTube: m.youtube.com/watch?v=zFQVwIvmGK0

Cerita Inspirasi " Ridha Istri"

RIDHA ISTRI

Di subuh yang dingin,,, ku dapati ibu sudah sibuk memasak untuk keluarga..
“Ibu masak apa? Bisa ku bantu?”
“Ini masak gurame goreng. Sama sambal tomat kesukaan bapak” sahutnya..
“Alhamdulillah.. mantab pasti.. mari saya bantu. Eh bu.. calon istriku dia tidak bisa masak loh..”
“Iya terus kenapa,,?” Sahut ibu..
“Ya tidak kenapa2 sih bu.. hanya cerita saja, hehehe”..
“Jangan di pikir memasak, mencuci, menyapu, mengurus rumah dan lain lain itu kewajiban wanita”
“Hah.? Maksud ibu..?” Kaget..
“Itu semua adalah kewajiban lelaki”
“Tapi bukankah ibu setiap hari melakukannya?”
“Kewajiban istri adalah taat pada suami. Karena bapak itu tidak mungkin bisa mengurusi rumah maka ibu bantu mengurusi semuanya. Sebagai wujud cinta dan juga wujud istri yang mencari ridho suaminya”
Saya makin bingung bu.
“Bukankah kewajiban lelaki untuk menafkahi istri? Baik itu sandang, pangan, dan papan” tanya ibu..
“Iya tentu saja bu..”
“Menurut mu pengertian nafkah itu yang seperti apa? Pakaian yang bersih adalah nafkah. Sehingga mencuci adalah kewajiban suami. Makanan adalah nafkah. Kalau beras. Itu masih setengah nafkah. Karena belum bisa di makan. Sehingga memasak adalah kewajiban suami. Lalu rumah adalah kewajiban suami. Sehingga kebersihan rumah adalah kewajiban suami”
“Waaaaah.. sampai segitunya bu..? Lalu jika itu semua kewajiban suami. Kenapa ibu tetap melakukan itu semuanya tanpa menuntut bapak sekalipun?
“Karena ibu juga seorang istri yang mencari ridha dari suaminya. Ibu juga mencari pahala agar selamat di akhirat sana. Karena ibu mencintai ayahmu, mana mungkin ibu tega menyuruh ayahmu yang baru pulang bekerja untuk melakukan tugas itu semua. Jika ayahmu berpunya mungkin pembantu bisa jadi solusi. Tapi jika belum ada, ini adalah ladang pahala untuk ibu”
Aku hanya diam..
“Pernah dengar cerita fatimah yang meminta pembantu kepada Nabi karena tangan nya lebam karena menumbuk tepung?” Tapi Nabi tidak memberinya.
Atau pernah dengar juga saat Umar di Omeli istrinya? Umar diam saja karena tahu betul. Wanita kecintaannya sudah melakukan tugas macam2 yang sebenarnya itu bukanlah tugas istri. Tapi karena patuh dan taatnya wanita semua ridha di kerjakannya.
“Iya buu…”
“Jadi laki laki selama ini salah sangka ya bu, seharusnya setiap lelaki bertrimakasih pada istrinya. Lebih sayang dan lebih menghormati jerih payah istri.”
“Eh. Terus kenapa ibu tetap mau melakukan semuanya padahal itu bukan kewajiban ibu?”
“Menikah bukan hanya soal menuntut hak kita. Atau menuntut kewajiban suami kita. Tapi banyak hal lain. Menurunkan ego. Menjaga keharmonisan. Mengalah. Kerja sama. Kasih sayang. Cinta. Dan Persahabatan. Menikah itu perlombaan untuk brusaha membaikan satu sama lain. Yang wanita sebaik mungkin membantu suaminya. Yang lelaki sebaik mungkin membantu istrinya. Toh impianya rumah tangga sampai surga”
“Subhanallah.. eeh kalo calon istriku tau hal ini dan dia malas ngapa2 in bu?”
“Wanita beragama tentu tau bahwa ia harus mencari keridhoan suaminya. Sehingga tidak mungkin setega itu. Sedang lelaki beragama tentu tau bahwa istrinya telah banyak membantu. Sehingga tidak ada cara lain selain lebih mencintainya”
Matur suwun untuk para istri...

(Dari kiriman WA seorang sahabat_dikutip dalam Fb : Ustad Setia Furqon Kholid).
*Boleh di-SHARE

dari cerita diatas, ada hal yang menarik perhatian ana untuk ana kembangkan yaitu dimana seorang istri yang kurang pandai memasak mencoba membantu mertuanya, tentu hal tersebut patut di apresiasikan kan ? hal itu juga menandakan bahwa sang istri tersebut secara tidak langsung berusaha untuk bisa memasak dengan baik.
nah,, untuk para calon-calon suami kelak, apabila engkau dapati seorang istri yang kurang mampu dalam memasak maka janganlah engkau menyalahkan, mencemooh dan mempermalukannya, tetapi dukunglah ia, berikan dia semangat untuk berusaha, karena sesungguhnya dalam hati nurani seorang wanita yang kurang pandai memasak dikarenakan alasan tertentu , ia sungguh menginginkan untuk bisa memasak dengan sangat baik terutama bagi sang suaminya ....
percayalah itu !!!! ^_^

WAFA "Gadis Cilik isnpirasi Muslimah"

0



Wafa adalah seorang gadis kecil berumur 7 tahun. Saat ini, dia bersekolah di Albany Rise Primary School, Melbourne, Australia. Seperti anak-anak seusianya, Wafa juga masih didominasi sifat kekanak-kanakan. Namun di balik itu semua, ada yang istimewa pada gadis kecil ini. Dia satu-satunya murid di sekolahnya yang mengenakan jilbab. Padahal Wafa bersekolah di public school, bukan di sekolah Islami.
Gadis kecil ini tak pernah mau melepas jilbabnya meski saat ini tidak tinggal di Indonesia. Tak ada paksaan dari orang tuanya untuk mengenakan jilbab. Meski berada di lingkungan asing, dengan resiko akan ‘diasingkan’ oleh teman-temannya, dia tetap tidak peduli dan kokoh dengan pendiriannya.
Suatu hari, Australia sedang dilanda heatwave. Waktu itu suhu bisa mencapai 40 derajat celcius. Karena kasihan, guru Wafa memintanya untuk membuka jilbab agar tidak terlalu kepanasan. Namun dengan tenang Wafa menjawab, “Its okay, Miss. I’m alright,” Sang guru pun sampai menyampaikan kekaguman atas kegigihan Wafa.
Di kesempatan lain, Wafa ditanya oleh beberapa temannya. “Why do you wear that thing on your head?” Dengan percaya diri sebagai seorang muslim, dia menjawab, “Because I’m muslim,” Sang teman rupanya masih penasaran dan bertanya lagi, “But what you’re wearing that for?” Kembali dengan kepercayaan diri yang tinggi, Wafa menjawab,”Well, because I’m muslim girl and all muslim girls are not allowed to show their hair to other people, besides their own family.” Bisa kita bayangkan betapa takjubnya teman-teman Wafa ketika mendengar jawaban ini.
Entah bagaimana caranya gadis kecil ini memiliki kepercayaan diri dan kebanggaan sebagai seorang muslim. Biasanya anak seusianya sangat takut dianggap berbeda dari teman-temannya. Akan tetapi tidak untuk Wafa. Dia sangat percaya diri dan bangga dengan identitasnya sebagai seorang muslim. Tempat yang asing bagi dirinya pun semakin menempanya untuk tetap bangga sebagai seorang muslim. Kegigihan Wafa ini rupanya juga diperhatikan oleh guru-gurunya. Dia pun terpilih sebagai student of the week di minggu pertama dia masuk ke sekolah tersebut.
Kisah tentang Wafa yang dikutip dari buku Character Building, karangan Yudha Kurniawan SP dan Ir Tri Puji Hindarsih tersebut sungguh menginspirasi kita bahwa identitas sebagai seorang muslim adalah suatu kebanggaan. Di negeri yang mayoritas non muslim, Wafa mampu menunjukkan kebanggan tersebut. Sungguh ironis jika di negeri yang mayoritas muslim ini, kita justru malu menunjukkan identitas diri kita sebagai seorang muslim. Wafa juga memberi pelajaran pada kita bahwa usia yang masih dini bukanlah halangan untuk menanamkan rasa bangga sebagai seorang muslim kepada anak. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Antara lain:
Pertama, kita bangkitkan kebanggaan menjadi muslim di dada mereka. Sejak awal, kita tumbuhkan kepercayaan diri yang kuat dan harga diri sebagai seorang muslim, sehingga mereka memiliki kebanggaan yang besar pada agamanya. Mereka berani menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim dengan penuh percaya diri. “Isyhadu bi anna muslimun. Saksikan bahwa aku adalah seorang muslim!”
Kedua, kita biasakan mereka untuk memperlihatkan identitas sebagai seorang muslim, baik yang bersifat fisik, mental, maupun cara berpikir. Inilah yang sekarang ini rasanya perlu kita gali lebih jauh dari khazanah Islam. Bukan untuk menemukan sesuatu yang baru, melainkan untuk menemukan apa yang sudah dilakukan generasi terdahulu yang berasal dari didikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketiga, kita bangkitkan pada diri mereka al wala’ wal bara’ sehingga memperkuat percaya diri mereka. Apabila mereka berjalan, ajarkanlah mereka untuk tidak menepi dan menyingkir karena grogi berpapasan dengan orang non muslim. Kita tidak bersikap arogan. Kita hanya menunjukkan percaya diri kita sehingga tidak menyingkir karena gemetar.
Semoga kita senantiasa istiqamah dan bangga dengan identitas sebagai seorang muslim. Seperti halnya Wafa dalam kisah di atas. Kebanggaannya sebagai seorang muslim bak sebuah mahkota yang bukan saja meningkatkan derajat di antara kerumunan orang lain, melainkan juga memancarkan cahaya yang membuat potensi dan kemampuannya semakin terlihat.

Sumber:dawaktuna.com

KISAH INSPIRASI DARI SANG CAISAR "YKS"

0





Alhamdulillah, habis nonton tayangan yang begitu menggugah hati.
"Satu jam lebih dekat bersama Caisar YKS, Hijrahnya sang raja joget".
Siapa dari kita yang tak mengenal Caisar? Sosok fenomenal dengan goyangannya yg begitu menghebohkan masyarakat Indonesia sekitar tahun 2013 silam.
Namun sekarang, tahun 2015 Caisar bukanlah Caisar yang dulu lagi. Beliau kini telah berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, insyaAllah.
Ada beberapa point atau fakta tentang hijrahnya beliau bersama sang istri yang begitu melekat dalam benak saya yang membuat saya terharu dan ingin menangis.

1. Istri Caisar, Mbak Indadari awalnya sempat ragu untuk menikah dengan Caisar, karena mbak Indadari pengen suaminya nanti adalah seorg ustadz, sdgkan yg kt tahu Caisar bukanlah seorang ustadz. Mbak Indadari jg ga cinta sama Caisar pd awalnya, dan keluarga Mbak Indadari pun tdk stju sama Caisar. Kemudian Mbak Indadari sempet curhat ke Umi Pipik dan minta saran ke beliau, Umi Pipik bilang," gapapa kalo Caisar bukan seorang ustadz. Bukankah mencintai seseorg itu layaknya sedang menanam? Bahwa kitalah yang menanam benihnya, menyiramnya, memupuknya, dan merawatnya. InsyaAllah dengan usaha kita, suatu saat nanti pasti kita akan menuai hasil yg baik." Dan akhirnya umi Pipik bisa meyakinkan Mbak Indadari. Lalu Mbak Indadari bilang gini ke Caisar, "jika kamu memang benar mencintai saya, maka tunjukkanlah bahwa kamu mencintai Rabb, pencipta saya. Biarkanlah Rabb saya yang mengubah hati saya untuk mencintai kamu." Dan masyaAllah stlh itu Caisar bersungguh2 mencintai Allah, dan akhirnya Mbak Indadari luluh hatinya dan mencintai Caisar.

2. Tentang hijrahnya Caisar. Awalnya Caisar masih dalam keadaan dimana ia masih warawiri stasiun TV dgn goyangannya. Namun, sang istri merasa tak tenang dgn sikap Caisar tsb. Akhirnya atas desakan sang istri, Caisar disuruh ikt kajian, dmn kajian itulah yg menjadi titik balik perubahan Caisar. Kajian dengan tema "Aku Ingin Berubah" oleh Ust. Syafiq Basalamah, yg begitu menggugah hati Caisar utk dapat berubah. Sebuah skenario Allah yg indah utk Caisar saat itu. Dan alhamdulillah sampai skrg Caisar msh tetap diberi keistiqomahan dalam menjalani hidupnya yg baru.

3. Tentang hijrahnya sang istri menggunakan cadar. Ceritanya saat itu Caisar dan sang istri pergi Umroh. Saat berada disana, sang istri mendapat godaan pria lain yg memuji kecantikan wajahnya. Semenjak kejadian itu, hati Mbak Indadari menjadi tdk tenang, dan ia begitu merasa bersalah kpd suaminya, sehingga akhirnya ia memutuskan utk bercadar. Awalnya Caisar melarangnya, krn takut dicap sebagai teroris. Namun akhirnya beliau meridhoi istrinya krn ini semua utk kebaikan dan untuk Allah semata.

4. Jawaban seorang istri terhadap nafkah suaminya. Sang presenter bertanya kpd Mbak Indadari, "saat dulu Caisar masih di stasiun TV, dan skrg yg sudah engga lagi (beralih ke berniaga), adakah perbedaan dari segi pendapatan?" Mbak Indadari menjawab, "perbedaan jelas ada, namun bagi saya banyak sedikit rezeki yg didapat itu ga masalah. Allah yg telah menjamin rezeki kita. Lebih baik rezeki sedikit tapi berkah, drpd banyak tp ga berkah. Karena sekarang ini, orientasi kami bukanlah dunia, melainkan untuk akhirat."

5. Perkataan Mbak Indadari kepada Caisar, yg sangat "jleb" dari seorg istri kpd suaminya.
"Aku ga akan minta rumah baru, mobil baru atau apalah sama kamu. Tapi, cuma satu yang aku minta sama kamu, tolong mulai dari skrg cicil rumah untukku di surga nanti. Karena kt di dunia ini cuma sebentar, kt pasti bakal mati nanti. Aku pengennya tetep bs kumpul di surga bareng2 sama kamu dan anak2 kt. Nah, krn itu kmu harus tau bgmn cara agar bs bgun rmh di surga! Caranya belajar agama, pelajari dari Al-Qur'an dan Hadits. Hidup itu adalah proses belajar. Makanya kita harus tetap belajar, belajar, dan belajar lagi."
MasyaAllah sungguh luar biasa kisah hijrah mereka. Apalah diri ini yang masih bagaikan butiran debu yg berterbangan tanpa arah. Sedih saat tau keimanan ini ntah berapa nilainya di matamu ya Allah. Semoga Allah meridhoi Caisar dan keluarganya utk tetap istiqomah di jalan yg benar.

Semoga kisah ini dapat menggugah hati bagi yg membacanya.
Aamiinn...
i [truncated by WhatsApp]
[29/6 14:43] Rudi Anggi:
Link YouTube: m.youtube.com/watch?v=zFQVwIvmGK0

Cerita Inspirasi " Ridha Istri"

0

RIDHA ISTRI

Di subuh yang dingin,,, ku dapati ibu sudah sibuk memasak untuk keluarga..
“Ibu masak apa? Bisa ku bantu?”
“Ini masak gurame goreng. Sama sambal tomat kesukaan bapak” sahutnya..
“Alhamdulillah.. mantab pasti.. mari saya bantu. Eh bu.. calon istriku dia tidak bisa masak loh..”
“Iya terus kenapa,,?” Sahut ibu..
“Ya tidak kenapa2 sih bu.. hanya cerita saja, hehehe”..
“Jangan di pikir memasak, mencuci, menyapu, mengurus rumah dan lain lain itu kewajiban wanita”
“Hah.? Maksud ibu..?” Kaget..
“Itu semua adalah kewajiban lelaki”
“Tapi bukankah ibu setiap hari melakukannya?”
“Kewajiban istri adalah taat pada suami. Karena bapak itu tidak mungkin bisa mengurusi rumah maka ibu bantu mengurusi semuanya. Sebagai wujud cinta dan juga wujud istri yang mencari ridho suaminya”
Saya makin bingung bu.
“Bukankah kewajiban lelaki untuk menafkahi istri? Baik itu sandang, pangan, dan papan” tanya ibu..
“Iya tentu saja bu..”
“Menurut mu pengertian nafkah itu yang seperti apa? Pakaian yang bersih adalah nafkah. Sehingga mencuci adalah kewajiban suami. Makanan adalah nafkah. Kalau beras. Itu masih setengah nafkah. Karena belum bisa di makan. Sehingga memasak adalah kewajiban suami. Lalu rumah adalah kewajiban suami. Sehingga kebersihan rumah adalah kewajiban suami”
“Waaaaah.. sampai segitunya bu..? Lalu jika itu semua kewajiban suami. Kenapa ibu tetap melakukan itu semuanya tanpa menuntut bapak sekalipun?
“Karena ibu juga seorang istri yang mencari ridha dari suaminya. Ibu juga mencari pahala agar selamat di akhirat sana. Karena ibu mencintai ayahmu, mana mungkin ibu tega menyuruh ayahmu yang baru pulang bekerja untuk melakukan tugas itu semua. Jika ayahmu berpunya mungkin pembantu bisa jadi solusi. Tapi jika belum ada, ini adalah ladang pahala untuk ibu”
Aku hanya diam..
“Pernah dengar cerita fatimah yang meminta pembantu kepada Nabi karena tangan nya lebam karena menumbuk tepung?” Tapi Nabi tidak memberinya.
Atau pernah dengar juga saat Umar di Omeli istrinya? Umar diam saja karena tahu betul. Wanita kecintaannya sudah melakukan tugas macam2 yang sebenarnya itu bukanlah tugas istri. Tapi karena patuh dan taatnya wanita semua ridha di kerjakannya.
“Iya buu…”
“Jadi laki laki selama ini salah sangka ya bu, seharusnya setiap lelaki bertrimakasih pada istrinya. Lebih sayang dan lebih menghormati jerih payah istri.”
“Eh. Terus kenapa ibu tetap mau melakukan semuanya padahal itu bukan kewajiban ibu?”
“Menikah bukan hanya soal menuntut hak kita. Atau menuntut kewajiban suami kita. Tapi banyak hal lain. Menurunkan ego. Menjaga keharmonisan. Mengalah. Kerja sama. Kasih sayang. Cinta. Dan Persahabatan. Menikah itu perlombaan untuk brusaha membaikan satu sama lain. Yang wanita sebaik mungkin membantu suaminya. Yang lelaki sebaik mungkin membantu istrinya. Toh impianya rumah tangga sampai surga”
“Subhanallah.. eeh kalo calon istriku tau hal ini dan dia malas ngapa2 in bu?”
“Wanita beragama tentu tau bahwa ia harus mencari keridhoan suaminya. Sehingga tidak mungkin setega itu. Sedang lelaki beragama tentu tau bahwa istrinya telah banyak membantu. Sehingga tidak ada cara lain selain lebih mencintainya”
Matur suwun untuk para istri...

(Dari kiriman WA seorang sahabat_dikutip dalam Fb : Ustad Setia Furqon Kholid).
*Boleh di-SHARE

dari cerita diatas, ada hal yang menarik perhatian ana untuk ana kembangkan yaitu dimana seorang istri yang kurang pandai memasak mencoba membantu mertuanya, tentu hal tersebut patut di apresiasikan kan ? hal itu juga menandakan bahwa sang istri tersebut secara tidak langsung berusaha untuk bisa memasak dengan baik.
nah,, untuk para calon-calon suami kelak, apabila engkau dapati seorang istri yang kurang mampu dalam memasak maka janganlah engkau menyalahkan, mencemooh dan mempermalukannya, tetapi dukunglah ia, berikan dia semangat untuk berusaha, karena sesungguhnya dalam hati nurani seorang wanita yang kurang pandai memasak dikarenakan alasan tertentu , ia sungguh menginginkan untuk bisa memasak dengan sangat baik terutama bagi sang suaminya ....
percayalah itu !!!! ^_^