RSS

Minggu, 31 Mei 2015

Generasi Muda dalam Menghadapi MEA



IMPLEMENTASI INTEGRITAS DAN KREATIVITAS PEMUDA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN MELALUI OPTIMALISASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
 

BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Negara-negara di Asia Tenggara akan menyambut kedatangan Asean Economics Community (AEC) pada akhir tahun 2015 yang memikiki tujuan untuk menjalin kerjasama antar negara Asia Tenggara dalam berbagai bidang diantaranya meliputi sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 akan membentuk konsep pasar tunggal dan berbasis produksi yang memicu terjadinya free flow terhadap barang, jasa, investasi, faktor produksi dan modal serta adanya penghapusan tariff antar perdagangan Asean, sehingga dalam hal ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan ekonomi serta kerjasama yang saling menguntungkan diantara negara anggotanya.
   Bagi Indonesia sekarang ini, terselenggaranya MEA 2015 memberikan dampak yang cukup besar baik tantangan yang bersifat internal maupun eksternal. Dampak tersebut tidak hanya  terjadi pada komoditi atau jasa atau produk industri skala besar tetapi juga sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Seperti yang kita ketahui, UMKM di Indonesia merupakan perekonomian yang cukup dominan dari sekelompok usaha yang dimiliki masyarakat Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa pencapaian target kesuksesan MEA 2015 akan dipengaruhi oleh kesiapan dari UMKM itu sendiri.
 Hingga saat ini, tak dipungkiri bahwa Indonesia masih memiliki berbagai permasalahan pada sektor UMKM. Setiap daerah memiliki permasalahan yang berbeda-beda walaupun pada sektor yang sama. Pada umumnya terdapat satu permasalahan yang hampir sama yang merujuk pada faktor internal yaitu pada segi kualitas dan produktivitas. Dari segi kualitas, perkembangan UMKM dapat dinilai mengalami peningkatan pada segi kuantitas, tapi pada segi kualitas UMKM masih terbilang belum merata, sehingga kuantitas yang terpenuhi tidak diimbangi dengan meratanya kualitas dari sektor UMKM   tersebut.
Dari segi produktivitas, peningkatan produktivitas sektor UMKM masih terbilang rendah, hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam memanajemen sektor UMKM, peningkatan organisasi dan pemasaran, kurangnya penguasaan teknologi serta terbatasnya akses UMKM terhadap sumber informasi, teknologi dan terutama permodalan. Faktor eksternal yang biasa dihadapi para pelaku usaha tersebut ialah biaya transaksi yang relative mahal karena adanya perubahan iklim usaha seperti kelangkaan bahan baku yang dibutuhkan para pelaku UMKM.
Dalam peninngkatan kualitas dan produktivitas dibutuhkan peran dari para masyarakat  terutama generasi muda untuk mengimplementasikan integritas dan kreativitasnya terhadap pelaku UMKM itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, adapun rumusan masalah dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.    Bagaimana peran generasi muda dalam mengoptimalisasikan UMKM untuk menghadapi MEA 2015 ?
2.    Bagaimana implementasi integritas para generasi muda dalam menghadapi MEA 2015 melalui penigkatan UMKM ?
3.    Bagaimana implementasi kreativitas para generasi muda dalam menghadapi MEA 2015 melalui penigkatan UMKM ?

C.     Tujuan dan Manfaat
1.      Tujuan
Adapun tujuan karya tulis ini adalah untuk memberikan gambaran atau menjelaskan peran para generasi muda dalam mengimplementasikan integritas dan kreativitasnya terhadap peningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terhadap sektor UMKM untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang akan dilaksanakan akhir tahun 2015 mendatang.
2.      Manfaat
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, karya tulis ini nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang dapat diterima oleh semua pihak yang terkait dengan tema ini. Karya tulis ini diharapkan akan berguna dan bermanfaat, sebagai berikut:


a.    Secara akademis
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, rekomendasi, dan referensi bagi penulis berikutnya, khususnya yang berkaitan dengan implementasi integritas dan kreativitas generasi muda dalam menghadapi MEA melalui optimalisasi sektor UMKM.

b.    Secara praktis
Dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan pemerintah daerah melalui pemberian dukungan para generasi muda untuk terlibat dalam peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia dalam sektor UMKM.
c.    Bagi individu
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mempraktikan teori-teori yang diperoleh di bangku perkuliahan dan sekaligus sebagai salah satu upaya membantu masyarakat untuk bangkit dan semangat dalam meningkatkan kualitas dan  produktivitas usahanya terutama dibidang UMKM sehingga secara tidak langsung dapat membantu pemerintah dalam kesiapan menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA) 2015.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.       Masyarakat Ekonomi Asea (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah sistem perdagangan bebas antara negara-negara di Kawasan Asia Tenggara. MEA mulai dirintis sejak tahun 2003 oleh para pemimpin negara ASEAN. Sepuluh negara ASEAN adalah negara: Filipina, Malaysia, Indonesia, Singapura, Brnei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand, Laos dan Kamboja. Negara ASEAN diperkirakan akan menjadi  engine of growth bagi ekonomi dunia. Dengan MEA, memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di Asia Tenggara.
Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 berlandaskan pada 3 pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community). Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) 2015,  akan diarahkan kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi kawasan dengan mengurangi biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UMKM.
MEA merupakan bentuk Integrasi Ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015. Untuk mewujudkan MEA tersebut, para pemimpin negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-13 pada  bulan November 2007 di Singapura, menyepakati ASEAN Econimic Communty (AEC) Blueprint, sebagai acuan seluruh negara anggota dalam mengimplementasikan komitmen MEA. Melalui cetak biru MEA, ASEAN telah melakukan berbagai pembangunan. Antara lain adalah dengan pelaksanaan pembangunan fasilitas perdagangan pada sektor informasi, teknologi, dan transportasi. Pengimplementasian ASEAN Single window di masing-masing Negara, serta harmonisasi kebijakan seperti adanya standar atau sertifikasi produk buatan ASEAN dengan MRA ( Mutual Recognation Arrangement ) juga merupakan bagian dari agenda ASEAN untuk mencapai MEA 2015.


B.       Integritas dan Kreativitas
Integritas  adalah sifat yg menggambarkan keadaan, kesatuan secara utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan suatu kewibawaan yg baik dan jujur. Masyarakat Ekonomi Asea (MEA)  ini sendiri bagi Indonesia bisa menjadi peluang ataupun ancaman. Konsekuensi diberlakukannya MEA adalah liberalisasi perdagangan barang, jasa, dan tenaga terambil secara bebas dan tanpa hambatan tarif atau non tarif.
Oleh karena itu, siap atau tidak siap, Indonesia tetap akan mengikuti MEA pada akhir tahun 2015 karena sudah disepakati bersama bersama negara – negara ASEAN. Dengan memiliki sebuah Integritas Indonesia pasti akan jauh lebih siap untuk menghadapi MEA itu sendiri dan tidak dipandang sebelah mata oleh negara-negara yang ikut bergabung dalam Masyarakat Ekonomi Asea (MEA). Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli ataupun memodifikasi sesuatu yang sudah pernah diciptakan yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi.
Dalam menghadapi MEA tidak seharusnya kita ragu dan takut. Karena Indonesia sudah terbukti bisa menghadapi berbagai krisis. Semua pihak termasuk BEM harus bekerjasama , bersinergi dan bersatu agar Indonesia tidak menjadi pasar bagi negara-negara Asean. Apabila semua berusaha, pasti ada kesempatan untuk menangkap peluang di tengah ancaman asalkan mempunyai kemampuan, potensi, dan kreatifitas yang tinggi.
Kreatifitas dan integritas  ini perlu dilakukan dan dimulai dari pendekatan. Pendekatan adalah cara kita mewujudkan ketertarikan kita terhadap suatu hal dalam upaya untuk lebih mengenal tentang apa yang kita dekati. Seseorang yang melakukan pendekatan terhadap masalah ekonomi akan lebih mengerti banyak hal tentang berbagai masalah ekonomi yang ada. Sesuai dengan kemampuanseseorang yang aktif, kreatif dan inovatif mengertinya seseorang tersebut terhadap suatu masalah, seseorang tersebut akan berfikir aktif untuk menemukan solusi yang kreatif untuk melakukan sebuah inovasi dalam menyelesaikan masalah tersebut.


C.       Hubungan Generasi Muda dan MEA
Disebut generasi muda karena semangat juangnya yang tinggi, solusinya yang kreatif, serta perwujudan mereka yang inovatif. Sebagai penerus bangsa, generasi muda harus mampu melakukan perannya dalam berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Bidang ekonomi sangat penting bagi suatu negara, karena dengan ekonomi bangsa yang baik maka akan mampu membuat isi dari negara tersebut sejahtera.
 Bidang ekonomi juga sangat berdampak pada berbagi bidang lainnya, seperti bidang pendidikan, sosial, budaya, dan politik. Sangat vital bila bidang ekonomi dari suatu negara rusak. Oleh karena itu semua pihak, tidak terkecuali para generasi muda dan masyarakat harus berkolaborasi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asea (MEA) dengan tujuan untuk membangun ekonomi Indonesia yang lebih baik.
Masyarakat Ekonomi Asea (MEA) bukan merupakan hal yang dapat diselesaikan dengan persaingan melainkan dengan kolaborasi. Generasi muda cenderung lebih aktif dan kreatif dan inovatif, oleh karena itu akan sangat menguntungkan jika kemampuan dari masing-masing generasi muda tersebut dapat dikolaborasikan. Kemampuan mereka dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah.
Seorang pemuda akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan masalah-masalah yang ada. Dengan kemampuan pemuda yang seperti itu tidak dapat dipungkiri bahwa modal terbesar indonesia terletak pada generai muda  dalam berbagai masalah, khususnya ekonomi.

D.      Usaha Mikro Kecil Menengah
            Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). UMKM memegang peranan yang cukup signifikan dalam perekonomian. Kontribusi termaksud terutama pada penyerapan tenaga kerja Pada tahun 2005, UMKM di Indonesia mampu menyerap 77.678,498 ribu orang atau sebesar 96,77% dari total tenaga  kerja yang mampu diserap oleh usaha skala kecil, menengah, dan besar Sri Susilo, 2007a). Dari sisi jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang mampu diserap maka UMKM jauh lebih besar dari usaha besar.
Di sisi lain, dalam hal penciptaan nilai tambah bagi Produk Domestik Bruto (PDB) maka usaha besar (UB) jauh lebih besar daripada UMKM. Masalah yang masih dihadapi oleh UMKM adalah rendahnya produktivitas( Sri Susilo, 2005; Anonim, 2004). Hal tersebut berkaitan dengan  rendahnya kualitas sumberdaya manusia usaha skala mikro, dan rendahnya kompetensi kewirausahaan usaha skala mikro. Di samping itu, UMKM menghadapi pula faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam peningkatan daya saing dan kinerja UMKM. Faktor-faktor termaksud adalah terbatasnya terhadap akses permodalan, terbatasnya terhadap akses ke pasar, dan terbatas akses informasi mengenai sumberdaya dan teknologi.
Berkaitan dengan perdagangan bebas, sejak Januari  2010 Indonesia telah mulai mengimplementasikan kesepakatan China ASEAN FreeTrade Area (CAFTA). Salah satu dampak diberlakukan CAFTA adalah membanjirnya produk-produk China di pasar Indonesia. Produk-produk tersebut termasuk pesaing dari produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM Indonesia, seperti misalnya produk keramik, pakaian jadi, produk alas kaki (sepatu/sandal), mebel, dan produk kerajinan. Hal tersebut merupakan tantangan bagi produk - produk UMKM. Di sisi lain diberlakukannya CAFTA juga peluang bagi produk- produk UMKM Indonesia untuk masuk ke pasar China. Pasar China dengan jumlah penduduk yang banyak dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk-produk yang dihasilkan UMKM Indonesia. Demikian pula dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/AEC, ASEAN Economic Community) pada tahun 2015, hal tersebut juga menjadi peluang sekaligus tantangan bagi produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM di Indonesia. Dalam hal ini peningkatan daya saing UMKM menjadi faktor kunci agar mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dari implementasi CAFTA 2010 Dan MEA 2015.
E.       Kualitas dan Produktifitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu . Produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Sumber daya manusia merupakan suatu komponen dari lingkungan alam, karena manusia sebagai sumber daya alam. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kualitas sumber daya alam dan lingkungan. Secara umum kualitas SDM pelaku UKM di Indonesia masih rendah. Terlebih lagi spirit kewirausahaannya. Jika  mengacu pada data UKM pada tahun 2008, tingkat kewirausahaan di Indonesia hanya 0,25% dan pada tahun 2011 diperkirakan sebesar 0,273%. Memang hal ini sangat  jauh ketinggalan dengan negara-negara lain di dunia, termasuk di Asia dan ASEAN. Sebagaimana di Singapura, tingkat kewirausahaan di Singapura lebih dari 7% demikian juga di USA, tingkat kewirausahaannya sudah mencapai 11,9%.
Oleh karena itu, untuk memperkuat kualitas dan kewirausahaan UKM di Indonesia, maka diperlukan adanya pendidikan dan latihan keterampilan, manajemen, dan diklat teknis lainnya yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan kewirausahaan juga perlu ditingkatkan. Pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional pada tanggal 2 Februari 2011 lalu harus ditindaklanjuti dengan langkah kongkrit, seperti  penyusunan grand strategy pengembangan kewirausahaan dan pelaksanaan dilapangan yang dilakukan dalam kaitannya dan bertanggung  jawab. Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah perlunya dukungan modal awal terutama bagi wirausaha pemula.
Terdapat beberapa persoalan mendasar yang dihadapi Indonesia dalam rangka menghadapi MEA 2015. Untuk menghadapi persoalan tersebut Indonesia harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang perlu disiapkan karena masih banyak industri padat karya yang kekurangan tenaga kompeten sehingga berpengaruh kepada produktivitasnya, apalagi pada industri yang menggunakan teknologi tinggi.




BAB III
METODE PENULISAN
A.     Pendekatan Penulisan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Dalam pemilihan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan atau gejala tertentu pada objek kajian. Dalam hal ini penulis  berusaha membuat gambaran mengenai Implementasi integritas dan kreativitas generasi muda dalam menghadapi MEA 2015 melalui peningkatan UMKM di Indonesia.

B.     Data dan Sumber Data
Data dalam penulisan karya tulis ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi buku-buku yang relevan dengan topik penulisan, karya tulis ilmiah, dan artikel dari internet. Adapun data sekunder bersumber dari situs internet. Sumber kajian ini diharapkan dapat memperkuat dan mempertajam pembahasan.



BAB IV
PEMBAHASAN
A.       Karakteristik MEA
MEA adalah bentuk Integrasi Ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015. Untuk mewujudkan MEA tersebut, para pemimpin negara ASEAN pada KTT ASEAN ke 13 pada  bulan November 2007 di Singapura, menyepakati ASEAN Econimic Communty (AEC) Blueprint , sebagai acuan seluruh negara anggota dalam mengimplementasikan komitmen MEA. Melalui cetak biru MEA, ASEAN telah melakukan  berbagai pembangunan. Antara lain adalah dengan pelaksanaan pembangunan fasilitas perdagangan pada sektor informasi, teknologi, dan transportasi.
Pengimplementasian ASEAN Single window di masing-masing Negara, serta harmonisasi kebijakan seperti adanya standar atau sertifikasi produk buatan ASEAN dengan MRA (Mutual Recognation Arrangement) juga merupakan bagian dari agenda ASEAN untuk mencapai MEA 2015. Dengan MEA 2015 maka diharapkan ASEAN akan memiliki 4 karakteristik utama yaitu :
1.        Pasar tunggal dan basis produksi
2.        Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi
3.        Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara
4.        Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global
Implementasi AEC 2015 akan berfokus pada 12 sektor prioritas, yang tediri atas 7 (tujuh) sektor barang (industri pertanian, peralatan elektonik, otomotif, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil) dan 5 (lima) sektor jasa (transportasi udara, pelayanan kesehatan, pariwisata, logistik, dan industri teknologi informasi atau  ASEAN).
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia kira-kira terdapat 237 juta jiwa lebih penduduk di Indonesia. Hal ini menunjukkan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang lebih besar dalam segi kuantitas.


Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Negara Asean 2014/2015
No.
Nama Negara
Jumlah Penduduk (jiwa)
1
Singapore
5.353.494
2
Malaysia
29.179.952
3
Indonesia
237.641.326
4
Vietnam
91.519.289
5
Filipina
103.775.002
6
Thailand
67.091.089
7
Brunei Darussalam
408.786
8
Kamboja
14.952.665
9
Timor- Leste
246.900
10
Myanmar
54.584.650
    Sumber : Data website biro statistik masing-masing negara
Dalam table tersebut, dengan jumlah penduduk yang lebih besar dari negara lainnya menjadikan Indonesia sebagai pusat perhatian bagi negara-negara Asean lainnya sehingga Indonesia memiliki peluang yang tinggi dengan diadakannya MEA tersebut.
B.       Kondisi UMKM di Indonesia
Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang  berkembang tetapi juga di negara-negara maju. Data dari UKM Center UI, menyebutkan bahwa UKM di  Indonesia yang kuat hanyalah 10– 16% dari 53 juta, itu pun di sektor informal. Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri adalah suatu badan usaha yang sangat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Telah kita ketahui, sebelumnya Indonesia pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1997-1998 yang mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian. Banyak pengusaha-pengusaha yang kolaps bahkan bangkrut dan sektor perbankan yang menjadi penopang bagi pertumbuhan ekonomi nasional turut ‘ambruk’, khususnya bank-bank swasta nasional kecil. Sedangkan UMKM tetap bisa bertahan bahkan bisa menembus pasar yang selama ini dikuasai perusahaan besar.Pada saat ini keadaan UMKM di Indonesia semakin menurun, ini dikarenakan kesalahan pengurusan dan kurangnya perhatian pemerintah. Alasannya, pelaksanaan program pemberdayaan UMKM berikut anggarannya yang sangat melimpah tiap tahun dinilai tidak efektif. Ini terbukti dari kenyataan bahwa sektor UMKM yang mampu menyediakan 99,46% lapangan pekerjaan baru, namun kontribusinya baru 43,42% dari seluruh nilai transaksi perekonomian Indonesia setiap tahunnya.
Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang menghambat perkembangan UMKM di Indonesia baik dari masalah internala maupun masalah eksternal. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a.       Permodalan
Saat ini UMKM masih sulit mendapatkan modal, meskipun pemerintah sudah membuat program-program untuk memberikan pinjaman seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) namun untuk mendapatkannya sangat sulit. Pasalnya, usaha mikro banyak bergerak di sektor informal yang terkadang berpindah-pindah tempat. Selain itu pemerintah tidak memiliki data yang valid mengenai keberadaan UMKM yang butuh bantuan. Selain modal dana sebenarnya UMKM sangat membutuhkan SDM yang cakap, tapi kebanyakan dari tenaga kerja kurang memiiki kemampuan berwirausaha rata-rata dari mereka otodidak atau mencoba-coba dalam membuka usaha. Padahal seharusnya mereka harus mempunyai pengetahuan yang cukup untuk membuka usaha.
b.        Perizinan
Untuk mendapatkan pinjaman ke suatu bank atau lembaga pemerintahan yang memberikan pinjaman untuk membantu para pemilik UMKM maka diperlukan suatu surat pernyataan atau izin untuk mendirikan usaha. Namun untuk mendapatkan izin tersebut sangatlah sulit, banyak syarat yang harus dipenuhi, birokrasi yang panjang, serta dibutuhkan biaya yang cukup besar. Beban perizinan inilah yang membuat para pengusaha UMKM enggan untuk mengurusnya namun disisi lain sebenarnya mereka sangat membutuhkannya. Sebaiknya pemerintah mempermudah atau menyederhanakan pelayanan dalam membuat suatu izin usaha agar para pengusaha dan calom pengusaha semakin bergairah untuk mendirikan usahanya yang akhirnya bisa berdampak kepada meningkatnya perekonomian Indonesia.
c.       Agunan tidak jelas
       Sebagian besar bank enggan memberikan agunan kepada UMKM. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) harus membantu memberikan agunan yang seperti apa sebaiknya untuk UMKM. Karena sulitnya mendapatkan agunan, maka hal ini dimanfaatkan lembaga non bank atau biasa disebut Shadow Banking untuk memberikan para pengusaha UMKM yang sedang membutuhkan dana dengan beban bunga yang sangat tinggi. Selain itu ada juga perbankan asing yang memudahkan para pengusaha mendapatkan pinjaman dana. Padahal seharusnya BI berperan aktif dalam membantu para pengusaha dalam negeri ini yang sangat membantu perekonomian Negara.
d.      Menumpuk di Jawa
       Saat ini UMKM yang ada di Indonesia sebagian besar berada di Pulau Jawa. Kebanyakan dari pengusaha mengatakan bahwa infrastruktur dan akses pasar di Jawa lebih mudah jika dibandingkan di pulau lainnya. Jika di daerah lain, untuk mendapatkan modal sangat sulit dijangkau karena kebanyakan dari mereka tidak mengerti bagaimana caranya untuk mendapatkan dana. Selain itu jangkauan perbankan yang masih terbatas, biasanya hanya terdapat Bank Rakyat Indonesia (BRI) paling tidak terdapat di tingkat kecamatan. Selain itu, dikarenakan adanya otonomi daerah yang memberikan kekuasaan kepada daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya, seringkali pemerintah daerah mengeluarkan perda yang mengatur tentang pungutan retribusi dan pajak daerah tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap UMKM.
C.       Hubungan UMKM dan MEA
Bagi Indonesia, pembentukan MEA 2015 akan memberikan  beberapa tantangan yang tidak hanya bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan sesama negara ASEAN . Persaingan yang ketat ini akan berdampak pada harga yang kompetitif pula, bukan hanya komoditi/produk/jasa unggulan industry besar (UB), tetapi juga sektor UMKM karena kesamaan karakteristik produk. Menyadari peran UMKM sebagai kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan cukup dominan dalam perekonomian, maka pencapaian kesuksesan MEA 2015 mendatang juga akan dipengaruhi oleh kesiapan UMKM.
Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia Tenggara atau yang biasa disebut denagn MEA , dunia usaha di Tanah Air tentu harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya, tak terkecuali sektor  Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). UMKM memiliki peran penting dalam menghadi MEA, karena UMKM memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. UMKM di bidang industi memegang peran penting dalam pembangunan ekonomi global. Untuk meningkatkan kualitas UMKM sebaiknya pemuda melakukakan pelatihan dan pembinaan yang bersifat teknis maupun manajerial. Sektor UMKM yang sangat penting untuk dikembangkan dalam menghadapi MEA itu yang terkait industri kreativ dana inovatif, dan untuk menghasilkan SDM yang kreatif dan inovativ perlu adanya pembinaan dan pelatihan secara kkhusus yang seharusnya diadakan oleh para pemuda dalam memberdayakan sektor UMKM.
UMKM mencakup 90% dari keseluruhan perusahaan di ASEAN. Telah disahkan ASEAN Policy Blue Print for SME’s Development 2004-2014, yang bertujuan untuk menjamin adanya transformasi UMKM ASEAN yang memiliki daya saing, dinamis dan inovatif. Bagi Indonesia, UMKM memiliki peran dan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional, karena menyumbang 53,3% dari total PDB (Pendapatan Domestik Bruto). UMKM di Indonesia bergerak di sektor pertanian, industri dan keuangan. Pertumbuhan UMKM yang dimiliki perempuan di Indonesia berada pada peringkat tiga tertinggi di Asia Pasific (hasil penelitian MasterCard).
Peran strategis UMKM ini memberi kontribusi besar terhadap perekonomian riil Indonesia. PDB Indonesia tahun 2013 adalah US$ 868,3 miliar, atau 30 % dari PDB seluruh negara ASEAN. Jumlah penduduk Indonesia berpeluang menggunakan produk dalam negeri, yang akan mendorong industri skala besar dan memacu pertumbuhan UMKM. Ketika MEA mulai berlaku pada akhir tahun 2015, UMKM masih harus diperkuat lagi. Dengan adanya peningkatan UMKM ini akan berdampak luara biasa terhadap perekonomian Indonesia.

D.      Hubungan Generasi Muda, UMKM, dan MEA di Indonesia
Seperti yang kita ketahui, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015 merupakan suatu program bagi negara- negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya perdagangan agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti menerapkan penghapusan bea masuk  (Free Trade Area) untuk mewujudkan sebuah single market.  Perdagangan ini berarti dalam suatu negara berhak memperdagangkan barangnya ke satu negara ke negara Asean lainnya tanpa penarikan bea masuk sama sekali. Hal ini tentu mendorong negara Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dalam negeri agar dapat bersaing di pasar Asean tersebut.
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi cukup besar dalam sektor UMKM, tentu UMKM akan sangat berperan serta dalam kelancaran dan kesuksesan Indonesia dalam peningkatan daya saing di pasar Asean yang akan dilaksanakan pada akhir tahun 2015 ini.  Tak jarang, banyak produk-produk lokal Indonesia yang di ekspor ke luar negeri berasal dari UMKM. Walaupun UMKM adalah salah satu faktor peningkatan daya saing dalam MEA, tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak kelemahan-kelamahan pada sektor tersebut diantaranya secara umum kualitas SDM pelaku UMKM di Indonesia masih rendah, terlebih lagi spirit kewirausahaannya.
Pada tahun 2008, tingkat kewirausahaan di Indonesia hanya 0,25% dan pada tahun 2011 diperkirakan sebesar 0,273%. Memang hal ini sangat  jauh ketinggalan dengan negara-negara lain di dunia, termasuk di Asia dan ASEAN. Sebagaimana di Singapura, tingkat kewirausahaan di Singapura lebih dari 7% demikian juga di USA, tingkat kewirausahaannya sudah mencapai 11,9%.
Maka dari itu diperlukan peran serta dari pemerintah, tetapi dalam hal ini tentu tidak hanya pemerintah saja yang harus terlibat dalam mengoptimalkan sektor ini, tentu diperlukan jauh lebih besar kepada para generasi muda baik masyarakat dan mahasiswa. Generasi muda diharapkan mampu memiliki kompetensi dalam pengembangan dan pengoptimalan sektor UMKM, dapat melalui ekonomi kreatif berbasis pemberdayaan pada para pelaku UMKM itu sendiri dan meningkatkan kompetensi sehingga kualitas dan kuantitas sumber daya manusianya tidak kalah saing.


E.       Integritas dan Kreativitas Generasi Muda terhadap UMKM
Sebuah kreativitas dari  generasi muda diperlukan untuk memberdayakan para pelaku UMKM melalui peningkatan kuantitas dan menciptakan ide-ide kreatif produk dengan berbagi macam bentuk dan barang yang unik yang memiliki nilai guna cukup tinggi, dan tentunya dapat menjadi suatu barang yang  memiliki nilai daya saing di pasar Asean nantinya. Hal ini juga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang terjadi di negara Indonesia.
Peran pemuda dalam menghadapi MEA2015 sangat dibutuhkan mengingat bahwa pemuda sebagai tonggak perubahan. Fokus terhadap pemuda mesti menjadi prioritas agar para pelaku UMKM dan masyarakat lainnya dapat semakin besar memiliki minat menjadi wirausaha serta mampu melakukan inovasi kebijakan lainnya. Salah satu upaya untuk memberdayakan masyarakat dan pelaku UMKM di Indonesia adalah dengan penanaman dan pengembangan jiwa kewirausahaan (entrepreneur skill) yang diberikan oleh para generasi muda.
Diharapkan dengan penanaman entrepreneur skill sejak dini, baik generasi muda, masyarakat sekitar dan pelaku UMKM itu sendiri mampu mendongkrak perekonomian Indonesia di masa depan terutama dalam memasuki MEA 2015. Menghadapi berbagai tantangan di atas, kita menaruh harapan terhadap kaum muda sebagai pewaris masa depan. Intervensi kebijakan yang tepat bagi pemuda hari ini akan memberi dampak bukan hanya 20 atau 30 tahun ke depan, namun bisa memberikan pengaruh bagi satu generasi selanjutnya.
Upaya lainnya dari generasi muda untuk merangsang pelaku UMKM, masyarakat dan generasi muda lainnya dalam berkontribusi dan memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah diberikan kebebasan dalam berkreasi serta berinovasi, pemberian penghargaan kepada wirausaha muda dan pelaku UMKM, dan pemberian pelatihan kewirausahaan sejak dini. Sehingga dalam hal ini generasi muda yang telah berkompeten dan memiliki kreativitas serta integritas dapat berperan sebagai advokasi terhadap peningkatan SDM dan Kualitas UMKM di Indonesia.


BAB V
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Dalam menghadapi MEA 2015, Peran generasi pemuda sangat dibutuhkan mengingat bahwa pemuda sebagai tonggak perubahan. Pemuda menjadi faktor penting karena semangat juangnya yang tinggi, solusinya yang kreatif, serta perwujudan mereka yang inovatif. Sebagai penerus bangsa, pemuda harus mampu melakukan perannya dalam berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Generasi muda harus memiliki integritas dan kreativitas dalam memberdayakan pelaku sektor UMKM, karena UMKM menjadi salah satu peran vital dalam pembangunan perekonomian Indonesia dalam mengahdapi MEA ini.
Implementasi yang diberikan oleh generasi muda dapat berupa melakukan inovasi produk, peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti pelatihan dan memotivasi pelaku UMKM dan masyarakat lainnya untuk tergerak menjadi seorang wirausaha yang berkompeten, penanaman dan pengembangan jiwa kewirausahaan (entrepreneur skill), dan sebagai jembatan penghubung (advokator) kepada instansi pemerintah apabila terdapat kesulitran dalam birokrasi pemerintah negara itu sendiri.
Dengan adanya MEA 2015, diharapakan peran generasi muda melalui implemtasi pemberdayaan sektor UMKM dapat menjadikan perekonomian Indonesia semakin meningkat serta memperkuat daya saing Indonesia dengan negara Asean lainnya.  Kreativitas yang diberikan kepada pelaku UMKM dapat menjadikan produk UMKM memiliki nilai guna yang tinggi sehingga produk-produk yang dimiliki tidak kalah saing dalam menghadapi MEA tersebut. Diharapkan Indonesia menjadi negara inspirator dan produktif bukan menjadi negara konsumtif.
B.       Saran
1.        Pihak Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah untuk mendukung peningkatan sektor UMKM dalam menghadapi MEA 2015, seperti mempermudah birokrasi baik dalam proses perizinan dan proses yang terkait bagi para pelaku sektor UMKM tersebut.


2.        Generasi Muda
Meningkat integritas dan kreativitasnya serta mengimplemtasikan baik kepada diri sendiri maupun kepada pihak pelaku UMKM sehingga dapat memotivasi dan memberikan semangat juang kepada pelaku UMKM tersebut baik dalam meningkatkan kualitas produk dan sumber daya manusia.

3.        Pelaku UMKM
Diharapkan turut berperan aktif untuk menciptakan inovasi baru dalam  peningkatan produk-produknya sehingga dapat bersaing dalam mengahadapi MEA kedepan serta memberikan kontribusi yang besar untuk peningkatan perekonomian Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, yaenal.2013.”Perencanaa strategis penguatan daya saing UMKM dalam menghadapi
masyarakat ekonomi asean (MEA) 2015”.Karya tulis Ilmiah : Universitas Negeri
Semarang
Nagel, P. Julius F. 2012. Kecerdasan Kewirausahaan (Entre-Q) Untuk Meningkatkan Daya Saing
UMKM. Jurnal : Purwokerto
Sri Susilo,Y.2007. “Pertumbuhan Usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya”, Eksekutif, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2007, hal. 306 –313
(diakses 22 Mei 2015)
22 Mei 2015)
2015 (diakses 22 Mei 2015)
ukm/ (diakses tanggal 21 Mei 2015)
20muda%20dalam%20menyambut%20ASEAN%20Economic%20Community%202015:
%20Melalui%20Program%20Ekonomi%20Kreatif%20&%20Pemberdayaan%20UMKM
Html (Diakses tanggal 20 Mei 2015)
tanggal 20 mei 2015)
2015 (Diakses tanggal 20 mei 2015)

1 komentar:

PT.AMANAH AMAN TERPERCYA mengatakan...

Kepada Yth,
PERUSAHAAN
DI TEMPAT

Up : HRD Keuangan

Perihal : Penawaran Penerbitan Bank Garansi & Asuransi,
Tanpa Agunan, (Non Collateral)
Bersama ini Kami ingin memperkenalkan diri, bahwa PT. MITRA KAUR PERMAI adalah Perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Penerbitan Jaminan Bank Garansi dan Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral), Proses Cepat, Bisa dicek Keabsahanya dan Polis Di Jamin kami antar.

Jenis jaminan yang kami terbitkan yaitu sbb:
1.Jaminan Penawaran ( Bid Bond )
2.Jaminan Pelaksanaan ( Peformance Bond )
3.Jaminan Uang Muka ( Advance Payment Bond )
4.Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond )
5.Jaminan pembayaran akhir tahun ( SP2D )

Jenis jaminan Asuransi kami terbitkan antaranya sbb:
• PT. Asuransi ASKRINDO
• PT.Asuransi JASINDO
• PT.Asuransi ASEI
• PT.Asuransi SINARMAS
• PT.Asuransi JAMKRINDO
• PT.Asuransi ASKRIDA
• PT.Asuransi BUMIDA
• PT.Asuransi ACA
• PT.Asuransi MEGA PRATAMA
• PT.Asuransi BOSOWA PERISKOP
• PT.Asuransi RAYA
• PT.Asuransi BERDIKARI
• PT.Asuransi RAMAYANA
* PT.Asuransi REKAPITAL
Jenis Bank Garansi Kami terbitkan sbb:
* Bank Mandiri
* Bank BRI
* Bank BNI
* Bank BTN
* Bank SYARIAH BUKOPIN

Syarat - syarat penerbitan Bank Garansi dan Asuransi adalah sebagai berikut :
* Membuat surat permohonan Bank Guarantee / Surety Bond
* Melampirkan Company profil / Biodata prusahaan lengkap
* Melampirkan laporan keuangan ( neraca laba/rugi ) 2 tahun terakhir
* Melampirkan photo cofy undangan lelang /SPK/P.O/RKS & Surat kontrak lainya
Demikianlah penawaran ini kami sampaikan, semoga ini merupakan awal kerjasama yang baik dan berkesinambungan dimasa yang akan datang. Sambil menunggu konfirmasi Fwd: Penawaran Penerbitan Bank Garansi dan Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral )nya saya ucapkan terimakasih.

Berikut Di Bawah ini saya lampirkan
Proposal Penawaran Penerbitan Bank Garansi dan Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral).

Hormat kami,
PT. MITRA KAUR PERMAI
office: Jl. Cipinang Baru Bunder-jakarta (10640)
From :MELYAN SONATA
Contact :085736366719
E-Mail :pt.mjs99@gmail.com

Posting Komentar

Generasi Muda dalam Menghadapi MEA



IMPLEMENTASI INTEGRITAS DAN KREATIVITAS PEMUDA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN MELALUI OPTIMALISASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
 

BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Negara-negara di Asia Tenggara akan menyambut kedatangan Asean Economics Community (AEC) pada akhir tahun 2015 yang memikiki tujuan untuk menjalin kerjasama antar negara Asia Tenggara dalam berbagai bidang diantaranya meliputi sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 akan membentuk konsep pasar tunggal dan berbasis produksi yang memicu terjadinya free flow terhadap barang, jasa, investasi, faktor produksi dan modal serta adanya penghapusan tariff antar perdagangan Asean, sehingga dalam hal ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan kesenjangan ekonomi serta kerjasama yang saling menguntungkan diantara negara anggotanya.
   Bagi Indonesia sekarang ini, terselenggaranya MEA 2015 memberikan dampak yang cukup besar baik tantangan yang bersifat internal maupun eksternal. Dampak tersebut tidak hanya  terjadi pada komoditi atau jasa atau produk industri skala besar tetapi juga sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Seperti yang kita ketahui, UMKM di Indonesia merupakan perekonomian yang cukup dominan dari sekelompok usaha yang dimiliki masyarakat Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa pencapaian target kesuksesan MEA 2015 akan dipengaruhi oleh kesiapan dari UMKM itu sendiri.
 Hingga saat ini, tak dipungkiri bahwa Indonesia masih memiliki berbagai permasalahan pada sektor UMKM. Setiap daerah memiliki permasalahan yang berbeda-beda walaupun pada sektor yang sama. Pada umumnya terdapat satu permasalahan yang hampir sama yang merujuk pada faktor internal yaitu pada segi kualitas dan produktivitas. Dari segi kualitas, perkembangan UMKM dapat dinilai mengalami peningkatan pada segi kuantitas, tapi pada segi kualitas UMKM masih terbilang belum merata, sehingga kuantitas yang terpenuhi tidak diimbangi dengan meratanya kualitas dari sektor UMKM   tersebut.
Dari segi produktivitas, peningkatan produktivitas sektor UMKM masih terbilang rendah, hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam memanajemen sektor UMKM, peningkatan organisasi dan pemasaran, kurangnya penguasaan teknologi serta terbatasnya akses UMKM terhadap sumber informasi, teknologi dan terutama permodalan. Faktor eksternal yang biasa dihadapi para pelaku usaha tersebut ialah biaya transaksi yang relative mahal karena adanya perubahan iklim usaha seperti kelangkaan bahan baku yang dibutuhkan para pelaku UMKM.
Dalam peninngkatan kualitas dan produktivitas dibutuhkan peran dari para masyarakat  terutama generasi muda untuk mengimplementasikan integritas dan kreativitasnya terhadap pelaku UMKM itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, adapun rumusan masalah dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.    Bagaimana peran generasi muda dalam mengoptimalisasikan UMKM untuk menghadapi MEA 2015 ?
2.    Bagaimana implementasi integritas para generasi muda dalam menghadapi MEA 2015 melalui penigkatan UMKM ?
3.    Bagaimana implementasi kreativitas para generasi muda dalam menghadapi MEA 2015 melalui penigkatan UMKM ?

C.     Tujuan dan Manfaat
1.      Tujuan
Adapun tujuan karya tulis ini adalah untuk memberikan gambaran atau menjelaskan peran para generasi muda dalam mengimplementasikan integritas dan kreativitasnya terhadap peningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terhadap sektor UMKM untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang akan dilaksanakan akhir tahun 2015 mendatang.
2.      Manfaat
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, karya tulis ini nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang dapat diterima oleh semua pihak yang terkait dengan tema ini. Karya tulis ini diharapkan akan berguna dan bermanfaat, sebagai berikut:


a.    Secara akademis
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, rekomendasi, dan referensi bagi penulis berikutnya, khususnya yang berkaitan dengan implementasi integritas dan kreativitas generasi muda dalam menghadapi MEA melalui optimalisasi sektor UMKM.

b.    Secara praktis
Dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan pemerintah daerah melalui pemberian dukungan para generasi muda untuk terlibat dalam peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia dalam sektor UMKM.
c.    Bagi individu
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam mempraktikan teori-teori yang diperoleh di bangku perkuliahan dan sekaligus sebagai salah satu upaya membantu masyarakat untuk bangkit dan semangat dalam meningkatkan kualitas dan  produktivitas usahanya terutama dibidang UMKM sehingga secara tidak langsung dapat membantu pemerintah dalam kesiapan menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA) 2015.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.       Masyarakat Ekonomi Asea (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah sistem perdagangan bebas antara negara-negara di Kawasan Asia Tenggara. MEA mulai dirintis sejak tahun 2003 oleh para pemimpin negara ASEAN. Sepuluh negara ASEAN adalah negara: Filipina, Malaysia, Indonesia, Singapura, Brnei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand, Laos dan Kamboja. Negara ASEAN diperkirakan akan menjadi  engine of growth bagi ekonomi dunia. Dengan MEA, memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di Asia Tenggara.
Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 berlandaskan pada 3 pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community). Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) 2015,  akan diarahkan kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi kawasan dengan mengurangi biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan daya saing sektor UMKM.
MEA merupakan bentuk Integrasi Ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015. Untuk mewujudkan MEA tersebut, para pemimpin negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-13 pada  bulan November 2007 di Singapura, menyepakati ASEAN Econimic Communty (AEC) Blueprint, sebagai acuan seluruh negara anggota dalam mengimplementasikan komitmen MEA. Melalui cetak biru MEA, ASEAN telah melakukan berbagai pembangunan. Antara lain adalah dengan pelaksanaan pembangunan fasilitas perdagangan pada sektor informasi, teknologi, dan transportasi. Pengimplementasian ASEAN Single window di masing-masing Negara, serta harmonisasi kebijakan seperti adanya standar atau sertifikasi produk buatan ASEAN dengan MRA ( Mutual Recognation Arrangement ) juga merupakan bagian dari agenda ASEAN untuk mencapai MEA 2015.


B.       Integritas dan Kreativitas
Integritas  adalah sifat yg menggambarkan keadaan, kesatuan secara utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan suatu kewibawaan yg baik dan jujur. Masyarakat Ekonomi Asea (MEA)  ini sendiri bagi Indonesia bisa menjadi peluang ataupun ancaman. Konsekuensi diberlakukannya MEA adalah liberalisasi perdagangan barang, jasa, dan tenaga terambil secara bebas dan tanpa hambatan tarif atau non tarif.
Oleh karena itu, siap atau tidak siap, Indonesia tetap akan mengikuti MEA pada akhir tahun 2015 karena sudah disepakati bersama bersama negara – negara ASEAN. Dengan memiliki sebuah Integritas Indonesia pasti akan jauh lebih siap untuk menghadapi MEA itu sendiri dan tidak dipandang sebelah mata oleh negara-negara yang ikut bergabung dalam Masyarakat Ekonomi Asea (MEA). Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli ataupun memodifikasi sesuatu yang sudah pernah diciptakan yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi.
Dalam menghadapi MEA tidak seharusnya kita ragu dan takut. Karena Indonesia sudah terbukti bisa menghadapi berbagai krisis. Semua pihak termasuk BEM harus bekerjasama , bersinergi dan bersatu agar Indonesia tidak menjadi pasar bagi negara-negara Asean. Apabila semua berusaha, pasti ada kesempatan untuk menangkap peluang di tengah ancaman asalkan mempunyai kemampuan, potensi, dan kreatifitas yang tinggi.
Kreatifitas dan integritas  ini perlu dilakukan dan dimulai dari pendekatan. Pendekatan adalah cara kita mewujudkan ketertarikan kita terhadap suatu hal dalam upaya untuk lebih mengenal tentang apa yang kita dekati. Seseorang yang melakukan pendekatan terhadap masalah ekonomi akan lebih mengerti banyak hal tentang berbagai masalah ekonomi yang ada. Sesuai dengan kemampuanseseorang yang aktif, kreatif dan inovatif mengertinya seseorang tersebut terhadap suatu masalah, seseorang tersebut akan berfikir aktif untuk menemukan solusi yang kreatif untuk melakukan sebuah inovasi dalam menyelesaikan masalah tersebut.


C.       Hubungan Generasi Muda dan MEA
Disebut generasi muda karena semangat juangnya yang tinggi, solusinya yang kreatif, serta perwujudan mereka yang inovatif. Sebagai penerus bangsa, generasi muda harus mampu melakukan perannya dalam berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Bidang ekonomi sangat penting bagi suatu negara, karena dengan ekonomi bangsa yang baik maka akan mampu membuat isi dari negara tersebut sejahtera.
 Bidang ekonomi juga sangat berdampak pada berbagi bidang lainnya, seperti bidang pendidikan, sosial, budaya, dan politik. Sangat vital bila bidang ekonomi dari suatu negara rusak. Oleh karena itu semua pihak, tidak terkecuali para generasi muda dan masyarakat harus berkolaborasi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asea (MEA) dengan tujuan untuk membangun ekonomi Indonesia yang lebih baik.
Masyarakat Ekonomi Asea (MEA) bukan merupakan hal yang dapat diselesaikan dengan persaingan melainkan dengan kolaborasi. Generasi muda cenderung lebih aktif dan kreatif dan inovatif, oleh karena itu akan sangat menguntungkan jika kemampuan dari masing-masing generasi muda tersebut dapat dikolaborasikan. Kemampuan mereka dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah.
Seorang pemuda akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan masalah-masalah yang ada. Dengan kemampuan pemuda yang seperti itu tidak dapat dipungkiri bahwa modal terbesar indonesia terletak pada generai muda  dalam berbagai masalah, khususnya ekonomi.

D.      Usaha Mikro Kecil Menengah
            Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi (Bank Dunia, 2005). UMKM memegang peranan yang cukup signifikan dalam perekonomian. Kontribusi termaksud terutama pada penyerapan tenaga kerja Pada tahun 2005, UMKM di Indonesia mampu menyerap 77.678,498 ribu orang atau sebesar 96,77% dari total tenaga  kerja yang mampu diserap oleh usaha skala kecil, menengah, dan besar Sri Susilo, 2007a). Dari sisi jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang mampu diserap maka UMKM jauh lebih besar dari usaha besar.
Di sisi lain, dalam hal penciptaan nilai tambah bagi Produk Domestik Bruto (PDB) maka usaha besar (UB) jauh lebih besar daripada UMKM. Masalah yang masih dihadapi oleh UMKM adalah rendahnya produktivitas( Sri Susilo, 2005; Anonim, 2004). Hal tersebut berkaitan dengan  rendahnya kualitas sumberdaya manusia usaha skala mikro, dan rendahnya kompetensi kewirausahaan usaha skala mikro. Di samping itu, UMKM menghadapi pula faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam peningkatan daya saing dan kinerja UMKM. Faktor-faktor termaksud adalah terbatasnya terhadap akses permodalan, terbatasnya terhadap akses ke pasar, dan terbatas akses informasi mengenai sumberdaya dan teknologi.
Berkaitan dengan perdagangan bebas, sejak Januari  2010 Indonesia telah mulai mengimplementasikan kesepakatan China ASEAN FreeTrade Area (CAFTA). Salah satu dampak diberlakukan CAFTA adalah membanjirnya produk-produk China di pasar Indonesia. Produk-produk tersebut termasuk pesaing dari produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM Indonesia, seperti misalnya produk keramik, pakaian jadi, produk alas kaki (sepatu/sandal), mebel, dan produk kerajinan. Hal tersebut merupakan tantangan bagi produk - produk UMKM. Di sisi lain diberlakukannya CAFTA juga peluang bagi produk- produk UMKM Indonesia untuk masuk ke pasar China. Pasar China dengan jumlah penduduk yang banyak dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk-produk yang dihasilkan UMKM Indonesia. Demikian pula dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/AEC, ASEAN Economic Community) pada tahun 2015, hal tersebut juga menjadi peluang sekaligus tantangan bagi produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM di Indonesia. Dalam hal ini peningkatan daya saing UMKM menjadi faktor kunci agar mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dari implementasi CAFTA 2010 Dan MEA 2015.
E.       Kualitas dan Produktifitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu . Produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Sumber daya manusia merupakan suatu komponen dari lingkungan alam, karena manusia sebagai sumber daya alam. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kualitas sumber daya alam dan lingkungan. Secara umum kualitas SDM pelaku UKM di Indonesia masih rendah. Terlebih lagi spirit kewirausahaannya. Jika  mengacu pada data UKM pada tahun 2008, tingkat kewirausahaan di Indonesia hanya 0,25% dan pada tahun 2011 diperkirakan sebesar 0,273%. Memang hal ini sangat  jauh ketinggalan dengan negara-negara lain di dunia, termasuk di Asia dan ASEAN. Sebagaimana di Singapura, tingkat kewirausahaan di Singapura lebih dari 7% demikian juga di USA, tingkat kewirausahaannya sudah mencapai 11,9%.
Oleh karena itu, untuk memperkuat kualitas dan kewirausahaan UKM di Indonesia, maka diperlukan adanya pendidikan dan latihan keterampilan, manajemen, dan diklat teknis lainnya yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan kewirausahaan juga perlu ditingkatkan. Pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional pada tanggal 2 Februari 2011 lalu harus ditindaklanjuti dengan langkah kongkrit, seperti  penyusunan grand strategy pengembangan kewirausahaan dan pelaksanaan dilapangan yang dilakukan dalam kaitannya dan bertanggung  jawab. Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah perlunya dukungan modal awal terutama bagi wirausaha pemula.
Terdapat beberapa persoalan mendasar yang dihadapi Indonesia dalam rangka menghadapi MEA 2015. Untuk menghadapi persoalan tersebut Indonesia harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yang perlu disiapkan karena masih banyak industri padat karya yang kekurangan tenaga kompeten sehingga berpengaruh kepada produktivitasnya, apalagi pada industri yang menggunakan teknologi tinggi.




BAB III
METODE PENULISAN
A.     Pendekatan Penulisan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Dalam pemilihan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai keadaan atau gejala tertentu pada objek kajian. Dalam hal ini penulis  berusaha membuat gambaran mengenai Implementasi integritas dan kreativitas generasi muda dalam menghadapi MEA 2015 melalui peningkatan UMKM di Indonesia.

B.     Data dan Sumber Data
Data dalam penulisan karya tulis ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi buku-buku yang relevan dengan topik penulisan, karya tulis ilmiah, dan artikel dari internet. Adapun data sekunder bersumber dari situs internet. Sumber kajian ini diharapkan dapat memperkuat dan mempertajam pembahasan.



BAB IV
PEMBAHASAN
A.       Karakteristik MEA
MEA adalah bentuk Integrasi Ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015. Untuk mewujudkan MEA tersebut, para pemimpin negara ASEAN pada KTT ASEAN ke 13 pada  bulan November 2007 di Singapura, menyepakati ASEAN Econimic Communty (AEC) Blueprint , sebagai acuan seluruh negara anggota dalam mengimplementasikan komitmen MEA. Melalui cetak biru MEA, ASEAN telah melakukan  berbagai pembangunan. Antara lain adalah dengan pelaksanaan pembangunan fasilitas perdagangan pada sektor informasi, teknologi, dan transportasi.
Pengimplementasian ASEAN Single window di masing-masing Negara, serta harmonisasi kebijakan seperti adanya standar atau sertifikasi produk buatan ASEAN dengan MRA (Mutual Recognation Arrangement) juga merupakan bagian dari agenda ASEAN untuk mencapai MEA 2015. Dengan MEA 2015 maka diharapkan ASEAN akan memiliki 4 karakteristik utama yaitu :
1.        Pasar tunggal dan basis produksi
2.        Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi
3.        Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara
4.        Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global
Implementasi AEC 2015 akan berfokus pada 12 sektor prioritas, yang tediri atas 7 (tujuh) sektor barang (industri pertanian, peralatan elektonik, otomotif, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil) dan 5 (lima) sektor jasa (transportasi udara, pelayanan kesehatan, pariwisata, logistik, dan industri teknologi informasi atau  ASEAN).
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbesar di dunia kira-kira terdapat 237 juta jiwa lebih penduduk di Indonesia. Hal ini menunjukkan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang lebih besar dalam segi kuantitas.


Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Negara Asean 2014/2015
No.
Nama Negara
Jumlah Penduduk (jiwa)
1
Singapore
5.353.494
2
Malaysia
29.179.952
3
Indonesia
237.641.326
4
Vietnam
91.519.289
5
Filipina
103.775.002
6
Thailand
67.091.089
7
Brunei Darussalam
408.786
8
Kamboja
14.952.665
9
Timor- Leste
246.900
10
Myanmar
54.584.650
    Sumber : Data website biro statistik masing-masing negara
Dalam table tersebut, dengan jumlah penduduk yang lebih besar dari negara lainnya menjadikan Indonesia sebagai pusat perhatian bagi negara-negara Asean lainnya sehingga Indonesia memiliki peluang yang tinggi dengan diadakannya MEA tersebut.
B.       Kondisi UMKM di Indonesia
Dari perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang  berkembang tetapi juga di negara-negara maju. Data dari UKM Center UI, menyebutkan bahwa UKM di  Indonesia yang kuat hanyalah 10– 16% dari 53 juta, itu pun di sektor informal. Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri adalah suatu badan usaha yang sangat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Telah kita ketahui, sebelumnya Indonesia pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1997-1998 yang mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian. Banyak pengusaha-pengusaha yang kolaps bahkan bangkrut dan sektor perbankan yang menjadi penopang bagi pertumbuhan ekonomi nasional turut ‘ambruk’, khususnya bank-bank swasta nasional kecil. Sedangkan UMKM tetap bisa bertahan bahkan bisa menembus pasar yang selama ini dikuasai perusahaan besar.Pada saat ini keadaan UMKM di Indonesia semakin menurun, ini dikarenakan kesalahan pengurusan dan kurangnya perhatian pemerintah. Alasannya, pelaksanaan program pemberdayaan UMKM berikut anggarannya yang sangat melimpah tiap tahun dinilai tidak efektif. Ini terbukti dari kenyataan bahwa sektor UMKM yang mampu menyediakan 99,46% lapangan pekerjaan baru, namun kontribusinya baru 43,42% dari seluruh nilai transaksi perekonomian Indonesia setiap tahunnya.
Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang menghambat perkembangan UMKM di Indonesia baik dari masalah internala maupun masalah eksternal. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
a.       Permodalan
Saat ini UMKM masih sulit mendapatkan modal, meskipun pemerintah sudah membuat program-program untuk memberikan pinjaman seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) namun untuk mendapatkannya sangat sulit. Pasalnya, usaha mikro banyak bergerak di sektor informal yang terkadang berpindah-pindah tempat. Selain itu pemerintah tidak memiliki data yang valid mengenai keberadaan UMKM yang butuh bantuan. Selain modal dana sebenarnya UMKM sangat membutuhkan SDM yang cakap, tapi kebanyakan dari tenaga kerja kurang memiiki kemampuan berwirausaha rata-rata dari mereka otodidak atau mencoba-coba dalam membuka usaha. Padahal seharusnya mereka harus mempunyai pengetahuan yang cukup untuk membuka usaha.
b.        Perizinan
Untuk mendapatkan pinjaman ke suatu bank atau lembaga pemerintahan yang memberikan pinjaman untuk membantu para pemilik UMKM maka diperlukan suatu surat pernyataan atau izin untuk mendirikan usaha. Namun untuk mendapatkan izin tersebut sangatlah sulit, banyak syarat yang harus dipenuhi, birokrasi yang panjang, serta dibutuhkan biaya yang cukup besar. Beban perizinan inilah yang membuat para pengusaha UMKM enggan untuk mengurusnya namun disisi lain sebenarnya mereka sangat membutuhkannya. Sebaiknya pemerintah mempermudah atau menyederhanakan pelayanan dalam membuat suatu izin usaha agar para pengusaha dan calom pengusaha semakin bergairah untuk mendirikan usahanya yang akhirnya bisa berdampak kepada meningkatnya perekonomian Indonesia.
c.       Agunan tidak jelas
       Sebagian besar bank enggan memberikan agunan kepada UMKM. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) harus membantu memberikan agunan yang seperti apa sebaiknya untuk UMKM. Karena sulitnya mendapatkan agunan, maka hal ini dimanfaatkan lembaga non bank atau biasa disebut Shadow Banking untuk memberikan para pengusaha UMKM yang sedang membutuhkan dana dengan beban bunga yang sangat tinggi. Selain itu ada juga perbankan asing yang memudahkan para pengusaha mendapatkan pinjaman dana. Padahal seharusnya BI berperan aktif dalam membantu para pengusaha dalam negeri ini yang sangat membantu perekonomian Negara.
d.      Menumpuk di Jawa
       Saat ini UMKM yang ada di Indonesia sebagian besar berada di Pulau Jawa. Kebanyakan dari pengusaha mengatakan bahwa infrastruktur dan akses pasar di Jawa lebih mudah jika dibandingkan di pulau lainnya. Jika di daerah lain, untuk mendapatkan modal sangat sulit dijangkau karena kebanyakan dari mereka tidak mengerti bagaimana caranya untuk mendapatkan dana. Selain itu jangkauan perbankan yang masih terbatas, biasanya hanya terdapat Bank Rakyat Indonesia (BRI) paling tidak terdapat di tingkat kecamatan. Selain itu, dikarenakan adanya otonomi daerah yang memberikan kekuasaan kepada daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya, seringkali pemerintah daerah mengeluarkan perda yang mengatur tentang pungutan retribusi dan pajak daerah tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap UMKM.
C.       Hubungan UMKM dan MEA
Bagi Indonesia, pembentukan MEA 2015 akan memberikan  beberapa tantangan yang tidak hanya bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan sesama negara ASEAN . Persaingan yang ketat ini akan berdampak pada harga yang kompetitif pula, bukan hanya komoditi/produk/jasa unggulan industry besar (UB), tetapi juga sektor UMKM karena kesamaan karakteristik produk. Menyadari peran UMKM sebagai kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan cukup dominan dalam perekonomian, maka pencapaian kesuksesan MEA 2015 mendatang juga akan dipengaruhi oleh kesiapan UMKM.
Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia Tenggara atau yang biasa disebut denagn MEA , dunia usaha di Tanah Air tentu harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya, tak terkecuali sektor  Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). UMKM memiliki peran penting dalam menghadi MEA, karena UMKM memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. UMKM di bidang industi memegang peran penting dalam pembangunan ekonomi global. Untuk meningkatkan kualitas UMKM sebaiknya pemuda melakukakan pelatihan dan pembinaan yang bersifat teknis maupun manajerial. Sektor UMKM yang sangat penting untuk dikembangkan dalam menghadapi MEA itu yang terkait industri kreativ dana inovatif, dan untuk menghasilkan SDM yang kreatif dan inovativ perlu adanya pembinaan dan pelatihan secara kkhusus yang seharusnya diadakan oleh para pemuda dalam memberdayakan sektor UMKM.
UMKM mencakup 90% dari keseluruhan perusahaan di ASEAN. Telah disahkan ASEAN Policy Blue Print for SME’s Development 2004-2014, yang bertujuan untuk menjamin adanya transformasi UMKM ASEAN yang memiliki daya saing, dinamis dan inovatif. Bagi Indonesia, UMKM memiliki peran dan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional, karena menyumbang 53,3% dari total PDB (Pendapatan Domestik Bruto). UMKM di Indonesia bergerak di sektor pertanian, industri dan keuangan. Pertumbuhan UMKM yang dimiliki perempuan di Indonesia berada pada peringkat tiga tertinggi di Asia Pasific (hasil penelitian MasterCard).
Peran strategis UMKM ini memberi kontribusi besar terhadap perekonomian riil Indonesia. PDB Indonesia tahun 2013 adalah US$ 868,3 miliar, atau 30 % dari PDB seluruh negara ASEAN. Jumlah penduduk Indonesia berpeluang menggunakan produk dalam negeri, yang akan mendorong industri skala besar dan memacu pertumbuhan UMKM. Ketika MEA mulai berlaku pada akhir tahun 2015, UMKM masih harus diperkuat lagi. Dengan adanya peningkatan UMKM ini akan berdampak luara biasa terhadap perekonomian Indonesia.

D.      Hubungan Generasi Muda, UMKM, dan MEA di Indonesia
Seperti yang kita ketahui, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015 merupakan suatu program bagi negara- negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya perdagangan agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti menerapkan penghapusan bea masuk  (Free Trade Area) untuk mewujudkan sebuah single market.  Perdagangan ini berarti dalam suatu negara berhak memperdagangkan barangnya ke satu negara ke negara Asean lainnya tanpa penarikan bea masuk sama sekali. Hal ini tentu mendorong negara Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dalam negeri agar dapat bersaing di pasar Asean tersebut.
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi cukup besar dalam sektor UMKM, tentu UMKM akan sangat berperan serta dalam kelancaran dan kesuksesan Indonesia dalam peningkatan daya saing di pasar Asean yang akan dilaksanakan pada akhir tahun 2015 ini.  Tak jarang, banyak produk-produk lokal Indonesia yang di ekspor ke luar negeri berasal dari UMKM. Walaupun UMKM adalah salah satu faktor peningkatan daya saing dalam MEA, tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak kelemahan-kelamahan pada sektor tersebut diantaranya secara umum kualitas SDM pelaku UMKM di Indonesia masih rendah, terlebih lagi spirit kewirausahaannya.
Pada tahun 2008, tingkat kewirausahaan di Indonesia hanya 0,25% dan pada tahun 2011 diperkirakan sebesar 0,273%. Memang hal ini sangat  jauh ketinggalan dengan negara-negara lain di dunia, termasuk di Asia dan ASEAN. Sebagaimana di Singapura, tingkat kewirausahaan di Singapura lebih dari 7% demikian juga di USA, tingkat kewirausahaannya sudah mencapai 11,9%.
Maka dari itu diperlukan peran serta dari pemerintah, tetapi dalam hal ini tentu tidak hanya pemerintah saja yang harus terlibat dalam mengoptimalkan sektor ini, tentu diperlukan jauh lebih besar kepada para generasi muda baik masyarakat dan mahasiswa. Generasi muda diharapkan mampu memiliki kompetensi dalam pengembangan dan pengoptimalan sektor UMKM, dapat melalui ekonomi kreatif berbasis pemberdayaan pada para pelaku UMKM itu sendiri dan meningkatkan kompetensi sehingga kualitas dan kuantitas sumber daya manusianya tidak kalah saing.


E.       Integritas dan Kreativitas Generasi Muda terhadap UMKM
Sebuah kreativitas dari  generasi muda diperlukan untuk memberdayakan para pelaku UMKM melalui peningkatan kuantitas dan menciptakan ide-ide kreatif produk dengan berbagi macam bentuk dan barang yang unik yang memiliki nilai guna cukup tinggi, dan tentunya dapat menjadi suatu barang yang  memiliki nilai daya saing di pasar Asean nantinya. Hal ini juga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang terjadi di negara Indonesia.
Peran pemuda dalam menghadapi MEA2015 sangat dibutuhkan mengingat bahwa pemuda sebagai tonggak perubahan. Fokus terhadap pemuda mesti menjadi prioritas agar para pelaku UMKM dan masyarakat lainnya dapat semakin besar memiliki minat menjadi wirausaha serta mampu melakukan inovasi kebijakan lainnya. Salah satu upaya untuk memberdayakan masyarakat dan pelaku UMKM di Indonesia adalah dengan penanaman dan pengembangan jiwa kewirausahaan (entrepreneur skill) yang diberikan oleh para generasi muda.
Diharapkan dengan penanaman entrepreneur skill sejak dini, baik generasi muda, masyarakat sekitar dan pelaku UMKM itu sendiri mampu mendongkrak perekonomian Indonesia di masa depan terutama dalam memasuki MEA 2015. Menghadapi berbagai tantangan di atas, kita menaruh harapan terhadap kaum muda sebagai pewaris masa depan. Intervensi kebijakan yang tepat bagi pemuda hari ini akan memberi dampak bukan hanya 20 atau 30 tahun ke depan, namun bisa memberikan pengaruh bagi satu generasi selanjutnya.
Upaya lainnya dari generasi muda untuk merangsang pelaku UMKM, masyarakat dan generasi muda lainnya dalam berkontribusi dan memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah diberikan kebebasan dalam berkreasi serta berinovasi, pemberian penghargaan kepada wirausaha muda dan pelaku UMKM, dan pemberian pelatihan kewirausahaan sejak dini. Sehingga dalam hal ini generasi muda yang telah berkompeten dan memiliki kreativitas serta integritas dapat berperan sebagai advokasi terhadap peningkatan SDM dan Kualitas UMKM di Indonesia.


BAB V
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Dalam menghadapi MEA 2015, Peran generasi pemuda sangat dibutuhkan mengingat bahwa pemuda sebagai tonggak perubahan. Pemuda menjadi faktor penting karena semangat juangnya yang tinggi, solusinya yang kreatif, serta perwujudan mereka yang inovatif. Sebagai penerus bangsa, pemuda harus mampu melakukan perannya dalam berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Generasi muda harus memiliki integritas dan kreativitas dalam memberdayakan pelaku sektor UMKM, karena UMKM menjadi salah satu peran vital dalam pembangunan perekonomian Indonesia dalam mengahdapi MEA ini.
Implementasi yang diberikan oleh generasi muda dapat berupa melakukan inovasi produk, peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti pelatihan dan memotivasi pelaku UMKM dan masyarakat lainnya untuk tergerak menjadi seorang wirausaha yang berkompeten, penanaman dan pengembangan jiwa kewirausahaan (entrepreneur skill), dan sebagai jembatan penghubung (advokator) kepada instansi pemerintah apabila terdapat kesulitran dalam birokrasi pemerintah negara itu sendiri.
Dengan adanya MEA 2015, diharapakan peran generasi muda melalui implemtasi pemberdayaan sektor UMKM dapat menjadikan perekonomian Indonesia semakin meningkat serta memperkuat daya saing Indonesia dengan negara Asean lainnya.  Kreativitas yang diberikan kepada pelaku UMKM dapat menjadikan produk UMKM memiliki nilai guna yang tinggi sehingga produk-produk yang dimiliki tidak kalah saing dalam menghadapi MEA tersebut. Diharapkan Indonesia menjadi negara inspirator dan produktif bukan menjadi negara konsumtif.
B.       Saran
1.        Pihak Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah untuk mendukung peningkatan sektor UMKM dalam menghadapi MEA 2015, seperti mempermudah birokrasi baik dalam proses perizinan dan proses yang terkait bagi para pelaku sektor UMKM tersebut.


2.        Generasi Muda
Meningkat integritas dan kreativitasnya serta mengimplemtasikan baik kepada diri sendiri maupun kepada pihak pelaku UMKM sehingga dapat memotivasi dan memberikan semangat juang kepada pelaku UMKM tersebut baik dalam meningkatkan kualitas produk dan sumber daya manusia.

3.        Pelaku UMKM
Diharapkan turut berperan aktif untuk menciptakan inovasi baru dalam  peningkatan produk-produknya sehingga dapat bersaing dalam mengahadapi MEA kedepan serta memberikan kontribusi yang besar untuk peningkatan perekonomian Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, yaenal.2013.”Perencanaa strategis penguatan daya saing UMKM dalam menghadapi
masyarakat ekonomi asean (MEA) 2015”.Karya tulis Ilmiah : Universitas Negeri
Semarang
Nagel, P. Julius F. 2012. Kecerdasan Kewirausahaan (Entre-Q) Untuk Meningkatkan Daya Saing
UMKM. Jurnal : Purwokerto
Sri Susilo,Y.2007. “Pertumbuhan Usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya”, Eksekutif, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2007, hal. 306 –313
(diakses 22 Mei 2015)
22 Mei 2015)
2015 (diakses 22 Mei 2015)
ukm/ (diakses tanggal 21 Mei 2015)
20muda%20dalam%20menyambut%20ASEAN%20Economic%20Community%202015:
%20Melalui%20Program%20Ekonomi%20Kreatif%20&%20Pemberdayaan%20UMKM
Html (Diakses tanggal 20 Mei 2015)
tanggal 20 mei 2015)
2015 (Diakses tanggal 20 mei 2015)

1 komentar:

PT.AMANAH AMAN TERPERCYA mengatakan...

Kepada Yth,
PERUSAHAAN
DI TEMPAT

Up : HRD Keuangan

Perihal : Penawaran Penerbitan Bank Garansi & Asuransi,
Tanpa Agunan, (Non Collateral)
Bersama ini Kami ingin memperkenalkan diri, bahwa PT. MITRA KAUR PERMAI adalah Perusahaan yang bergerak dibidang Jasa Penerbitan Jaminan Bank Garansi dan Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral), Proses Cepat, Bisa dicek Keabsahanya dan Polis Di Jamin kami antar.

Jenis jaminan yang kami terbitkan yaitu sbb:
1.Jaminan Penawaran ( Bid Bond )
2.Jaminan Pelaksanaan ( Peformance Bond )
3.Jaminan Uang Muka ( Advance Payment Bond )
4.Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond )
5.Jaminan pembayaran akhir tahun ( SP2D )

Jenis jaminan Asuransi kami terbitkan antaranya sbb:
• PT. Asuransi ASKRINDO
• PT.Asuransi JASINDO
• PT.Asuransi ASEI
• PT.Asuransi SINARMAS
• PT.Asuransi JAMKRINDO
• PT.Asuransi ASKRIDA
• PT.Asuransi BUMIDA
• PT.Asuransi ACA
• PT.Asuransi MEGA PRATAMA
• PT.Asuransi BOSOWA PERISKOP
• PT.Asuransi RAYA
• PT.Asuransi BERDIKARI
• PT.Asuransi RAMAYANA
* PT.Asuransi REKAPITAL
Jenis Bank Garansi Kami terbitkan sbb:
* Bank Mandiri
* Bank BRI
* Bank BNI
* Bank BTN
* Bank SYARIAH BUKOPIN

Syarat - syarat penerbitan Bank Garansi dan Asuransi adalah sebagai berikut :
* Membuat surat permohonan Bank Guarantee / Surety Bond
* Melampirkan Company profil / Biodata prusahaan lengkap
* Melampirkan laporan keuangan ( neraca laba/rugi ) 2 tahun terakhir
* Melampirkan photo cofy undangan lelang /SPK/P.O/RKS & Surat kontrak lainya
Demikianlah penawaran ini kami sampaikan, semoga ini merupakan awal kerjasama yang baik dan berkesinambungan dimasa yang akan datang. Sambil menunggu konfirmasi Fwd: Penawaran Penerbitan Bank Garansi dan Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral )nya saya ucapkan terimakasih.

Berikut Di Bawah ini saya lampirkan
Proposal Penawaran Penerbitan Bank Garansi dan Asuransi Tanpa Agunan (Non Collateral).

Hormat kami,
PT. MITRA KAUR PERMAI
office: Jl. Cipinang Baru Bunder-jakarta (10640)
From :MELYAN SONATA
Contact :085736366719
E-Mail :pt.mjs99@gmail.com

Posting Komentar